Suara ucap manusia dapat dimanipulasi secara aktif dan pasif sehingga karakter suara ucap yang dihasilkannya akan berbeda dengan karakter suara ucap pada kondisi normal. Manipulasi secara aktif adalah manipulasi yang dilakukan dengan sengaja yaitu dengan mengubah cara bicara dalam hal kecepatan berbicara, kejelasan pelafalan, ataupun aksen dan penekanan. Sebaliknya, manipulasi secara pasif merupakan manipulasi yang terjadi tanpa kehendak pembicara, contohnya karena emosi dan kesehatan yang terganggu. Pengucap yang menderita rinitis (pilek) pun termasuk dalam manipulasi suara pasif.
Suara yang termanipulasi memiliki karakter yang berbeda dengan suara normal dan hal ini mengganggu pencocokan data suara dalam speaker verification. Oleh sebab itu, penelitian mengenai terganggunya suara manusia saat sedang menderita rinitis akan bermanfaat dalam mengembangkan teknologi speaker verification.
Penelitian ini akan mencari pengaruh penyakit rinitis pada frekuensi fundamental, frekuensi forman, dan intensitas suara yang dihasilkan pengucap.
Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan suara ucap yang dihasilkan oleh manusia yang sedang menderita rinitis dengan suara ucap manusia yang sama saat sudah sembuh dari penyakit rinitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rinitis tidak memengaruhi frekuensi fundamental dan frekuensi forman ketiga (F3) yang dihasilkan, akan tetapi rinitis menyebabkan frekuensi forman pertama dan kedua (F1 dan F2) mengalami penurunan. Secara statistik dengan confidence level 80%, penurunan yang terjadi adalah penurunan yang tidak
signifikan untuk gabungan seluruh data huruf vokal, tetapi merupakan penurunan yang signifikan bila data dibandingkan untuk masing - masing huruf vokal. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa intensitas suara mengalami penurunan yang konstan, dan penurunannya signifikan pada angka α=0.05 untuk gabungan seluruh
huruf vokal.