Pemetaan geologi dan studi mataair di Kecamatan Paseh-Cikancung, Kabupaten Bandung, dan sekitarnya dilakukan dengan metode pengamatan singkapan batuan, pengukuran parameter fisika, analisis hidrokimia, dan analisis isotop. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi, kualitas airtanah, zona akifer, daerah imbuhan, dan umur airtanah di daerah penelitian.
Daerah penelitian terletak di Zona Gunungapi Kuarter yang terletak di utara G. Guntur. Morfologi daerah penelitian berupa perbukitan landai hingga perbukitan dengan lereng sangat terjal yang dibagi menjadi dua satuan geomorfologi, yaitu Satuan Kerucut Gunungapi (V3) dan Satuan Kaki Gunungapi (V7).
Penamaan dan pembagian volkanostratigrafi disusun berdasarkan waktu, ciri litologi, dan pusat erupsi dengan menggunakan satuan dasar khuluk dan gumuk. Sejarah geologi daerah penelitian dimulai pada Kala Pleistosen yang dimulai dengan diendapkannya Breksi (PLa1) dan Tuf (PLj2) G. Pulus, kemudian terbentuk Sesar Normal Pulus yang diinterpretasikan terbentuk karena aktivitas vulkanisme G. Pulus. Setelah itu, diendapkan Breksi-Lava G. Pasir Jugul (PJa). Kemudian terbentuk Sesar Menganan Normal Pulus. Kemudian diendapkan Lava Andesit G. Putri (PTl), Tuf Breksian I G. Mandalawangi (Ma1), dan Tuf Breksian II G. Mandalawangi (Ma2). Kemudian terjadi amblesan pada kaki G. Mandalawangi yang menyebabkan terbentuknya Sesar Normal Mandalawangi. Setelah kejadian tersebut, diendapkan Breksi G. Mandalawangi (Ma3), Tuf G. Buleud (Bj), dan Breksi-Lava G. Pangrajin (PRa). Kemudian pada waktu yang relatif bersamaan, erosi terjadi pada Satuan Tuf G. Pulus yang menyebabkan Satuan Breksi G. Pulus tersingkap serta terbentuk Sesar Menganan Normal Cigentur dan Sesar Menganan Normal Kasur. Sesar ini kemungkinan terbentuk akibat pengaruh subduksi Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia dan aktivitas gunungapi yang berada di dalam dan sekitar daerah penelitian.
Hasil pengukuran parameter fisika pada empat belas titik mataair menunjukkan bahwa kualitas airtanah berada dalam baku mutu air minum. Berdasarkan flushing aktif, TDS (Total Dissolved Solid) yang rendah, dan analisis hidrokimia pada lima sampel mataair yang menunjukkan fasies kalsium bikarbonat, akifer airtanah daerah penelitian tergolong zona atas (upper zone). Berdasarkan analisis isotop 2H dan 18O, dan 3H pada tiga sampel mataair, daerah imbuhan airtanah terletak di Kompleks G. Guntur pada elevasi 1719-2240 mdpl dan airtanah berumur modern (