digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proses hidrometalurgi memiliki keuntungan dalam mengolah bijih nikel laterit berkadar rendah karena dapat memisahkan kobalt sebagai produk sampingan. Metode untuk merekoveri nikel dan kobalt dari pelindian bijih laterit salah satunya berupa produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Pemurnian lebih lanjut MHP dilakukan dengan re-leach MHP dalam larutan amonia amonium karbonat atau larutan asam sulfat yang diikuti dengan proses ekstraksi pelarut. Pemisahan nikel dan kobalt sulit dilakukan karena memilliki sifat kimia yang mirip. Perbedaan diantara keduanya yaitu ion Co trivalen lebih stabil dibanding ion Ni trivalen. Penggunaan oksidan diperlukan untuk menaikkan potensial Co. Ozon merupakan oksidator kuat dengan potensial standar sebesar +2,07 V. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilaku re-leach MHP di dalam larutan asam sulfat serta efektivitas ozon untuk pemisahan nikel dan kobalt. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu re-leach dan oksidasi-presipitasi kobalt menggunakan ozon. Karakterisasi sampel MHP awal dilakukan dengan X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluorosence (XRF), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS), dan analisis kadar air. Variasi konsentrasi asam sulfat, temperatur, dan nisbah padat cair dilakukan untuk mempelajari pengaruhnya terhadap pelarutan nikel dan kobalt. Selanjutnya, filtrat hasil re-leach dipisahkan dari residunya untuk dilakukan oksidasi-presipitasi. Percobaaan oksidasi-presipitasi dilakukan untuk mempelajari pengaruh pH, waktu pengendapan, laju injeksi oksigen, dan temperatur terhadap presipitasi kobalt. Residu hasil terbaik percobaan oksidasi-presipitasi kemudian dilakukan karakterisasi dengan XRD. Studi kinetika presipitasi kobalt dilakukan dengan menggunakan model kinetika reaksi kimia homogen orde n pada temperatur 25oC, 50oC, dan 60oC. Hasil analisis menunjukkan peningkatan konsentrasi asam sulfat dan temperatur meningkatkan persen pelarutan nikel dan kobalt, sedangkan peningkatan nisbah padat-cair menurunkan persen pelarutan nikel dan kobalt pada proses re-leach. Hasil terbaik percobaan re-leach diperoleh pada konsentrasi asam sulfat 1 M, temperatur 95oC, dan nisbah padat cair 100 g/L dengan persen pelarutan Ni dan Co masing masing sebesar 99,97% dan 95,47%. Pada percobaan oksidasi-presipitasi, peningkatan pH dan waktu pengendapan meningkatkan persen presipitasi kobalt, sementara peningkatan laju injeksi oksigen dan temperatur akan menurunkan persen pengendapan kobalt. Hasil percobaan oksidasi-presipitasi terbaik dicapai pada pH 5, laju injeksi oksigen 1 lpm, dan temperatur ruang selama 2 jam dengan persen presipitasi kobalt sebesar 99,94%. Kinetika presipitasi kobalt mengikuti kinetika reaksi kimia orde 0 dengan energi aktivasi sebesar -5,041 kJ/mol. Hasil analisis XRD menunjukkan CoOOH dan MnO2 merupakan senyawa yang terbentuk dalam residu hasil percobaan oksidasi-presipitasi Co dan Mn dari larutan re-leach MHP.