Penelitian ini melakukan uji coba pengoperasian prediksi probabilistik untuk memprediksi kejadian hujan di Bandung dengan menggunakan sistem prediksi ensemble. Metode sistem ensemble yang digunakan adalah time-lagged ensemble. Sistem prediksi ensemble dibangun menggunakan luaran operasional prediksi deterministik Laboratorium Analisis Meteorologi ITB. Laboratorium Analisis Meteorologi ITB menjalankan prediksi cuaca dua kali sehari dengan masingmasing prediksi cuaca untuk 48 jam ke depan, sehingga prediksi ensemble yang diuji terdiri dari lima ensemble member. Probabilitas hujan didapatkan dari menghitung persentasi ensemble member yang menyatakan ada curah hujan yang melebihi suatu ambang batas. Untuk mengevaluasi prediksi probabilistik, hasil prediksi probabilistik dibandingkan dengan data pengamatan hujan di ITB, Antapani, dan Majalaya selama April 2017.
Pada penelitian ini, dilakukan uji coba empat nilai ambang batas untuk kejadian hujan yakni 0,5 mm/3 jam; 1,0 mm/3 jam; 1,5 mm/3 jam; dan 3,0 mm/3 jam. Uji coba menunjukkan bahwa ambang batas yang mampu menangkap kejadian hujan di Bandung dengan baik adalah 3,0 mm/3 jam. Sementara itu, untuk hujan lebat, ambang batas yang diuji adalah 6,0 mm/3 jam; 9,0 mm/3 jam; dan 12 mm/3 jam. Hasilnya, ambang batas 6,0 mm/3 jam merupakan ambang batas yang baik untuk memprediksi hujan lebat di Bandung. Kedua ambang batas tersebut digunakan untuk operasional prediksi probabilistik. Uji coba operasional menunjukkan bahwa prediksi probabilistik yang dibangun sudah memiliki kemampuan diskriminasi yang baik, meskipun prediksi probabilistik yang dihasilkan memiliki kecenderungan bias basah. Selain itu, prediksi probabilistik memiliki jumlah kesalahan prediksi yang lebih rendah dibandingkan prediksi deterministik, karena jumlah miss dan false alarm prediksi probabilistik lebih rendah.