digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Operasi tambang bawah tanah akan menjadi operasi utama PT Freeport Indonesia setelah tambang terbuka Grasberg mendekati akhir umur tambang. Saat ini tambang bawah tanah sedang menghadapi isu kekurangan suplai material batuan penutup yang akan diolah menjadi gravel dan pasir untuk bahan utama produksi shotcrete dan concrete guna mendukung kegiatan pembuatan terowongan dan konstruksi fasilitas Utama tambang bawah tanah. Tujuan penelitian ini adalah mencari solusi jangka pendek-menengah untuk masalah batuan penutup. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk menentukan akar masalah dan solusi terbaik. Metode Current Reality Tree (CRT) digunakan untuk mencari akar masalah sedangkan kombinasi Multi Criteria Decision Making (MCDM) dan RankOrder Centroid (ROC) dengan enam kriteria digunakan untuk menentukan skor setiap alternatif. Solusi alternatif yang ditawarkan kepada manajemen tambang bawah tanah adalah menyediakan material dari sumber tambang quarry di area tambang terbuka Grasberg, menyediakan material dari sumber tambang quarry baru dan menyeriakan material dari timbunan material penutup di area Kasuang dengan menggunakan proses teknologi (unit pemisah logam) Menyediakan material dari area timbunan Kasuang merupakan solusi terbaik karena memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan dua alternatif lainnya. Meskipun alternatif ini membutuhkan jumlah investasi awal, namun alternatif ini membutuhkan biaya operasi terendah, dampak resiko terkecil, kualitas serta jumlah yang mencukupi dan implementasi aletrnatif ini masih dalam batas waktu target jangka pendek-menengah. Manajemen proyek menggunakan critical path method (CPM) dan earn value model (EVM) diterapkan untuk memonitor implementasi proyek. Terdapat tiga langkah kritis pada tahap implementasi yakni rekayasa mekanis, pengadaan material mekanis dan perekrutan tenaga kerja. Ketiga langkah kritis tersebut memerlukan perhatian dan usaha lebih agar proyek selesai pada waktu yang direncanakan.