Operasi tambang bawah tanah akan menjadi operasi utama PT
Freeport Indonesia setelah tambang terbuka Grasberg mendekati akhir
umur tambang. Saat ini tambang bawah tanah sedang menghadapi isu
kekurangan suplai material batuan penutup yang akan diolah menjadi gravel
dan pasir untuk bahan utama produksi shotcrete dan concrete guna
mendukung kegiatan pembuatan terowongan dan konstruksi fasilitas Utama
tambang bawah tanah.
Tujuan penelitian ini adalah mencari solusi jangka pendek-menengah
untuk masalah batuan penutup. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif
digunakan untuk menentukan akar masalah dan solusi terbaik. Metode
Current Reality Tree (CRT) digunakan untuk mencari akar masalah
sedangkan kombinasi Multi Criteria Decision Making (MCDM) dan RankOrder
Centroid (ROC) dengan enam kriteria digunakan untuk menentukan
skor setiap alternatif.
Solusi alternatif yang ditawarkan kepada manajemen tambang bawah
tanah adalah menyediakan material dari sumber tambang quarry di area
tambang terbuka Grasberg, menyediakan material dari sumber tambang
quarry baru dan menyeriakan material dari timbunan material penutup di
area Kasuang dengan menggunakan proses teknologi (unit pemisah logam)
Menyediakan material dari area timbunan Kasuang merupakan solusi
terbaik karena memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan dua alternatif
lainnya. Meskipun alternatif ini membutuhkan jumlah investasi awal, namun
alternatif ini membutuhkan biaya operasi terendah, dampak resiko terkecil,
kualitas serta jumlah yang mencukupi dan implementasi aletrnatif ini masih
dalam batas waktu target jangka pendek-menengah. Manajemen proyek
menggunakan critical path method (CPM) dan earn value model (EVM)
diterapkan untuk memonitor implementasi proyek. Terdapat tiga langkah
kritis pada tahap implementasi yakni rekayasa mekanis, pengadaan material
mekanis dan perekrutan tenaga kerja. Ketiga langkah kritis tersebut
memerlukan perhatian dan usaha lebih agar proyek selesai pada waktu yang
direncanakan.