Hingga kini, teori pencahayaan alami masih mengacu pada perhitungan metrik pencahayaan statik (daylight factor) saja. Walaupun demikian, metrik statik DF dianggap kurang mempresentasikan kondisi pencahayaan alami ruang yang baik, karena bergantung pada satu keadaan langit saja. Pada tahun 2005, konsep ini diperbaharui dengan diperkenalkannya metrik pencahayaan dinamik, yaitu dengan tinjauan keadaan langit dari tempat bangunan tersebut, selama satu tahunnya. Dengan melakukan peninjauan metrik statik dan dinamik dari ruang, maka akan dihasilkan ruang yang memenuhi objektif pencahayaan. Pada tugas akhir ini dilakukan evaluasi pencahayaan alami dari suatu ruang di kampus ITB dan perancangan berupa modifikasi model ruang eksisting, guna meningkatkan parameter pencahayaan alami, yaitu metrik pencahayaan statik dan dinamik. Evaluasi dan perancangan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak
Radiance dan Daysim, yang memiliki keunggulan dibandingkan perangkat lunak lainnya, yaitu tingkat keakuratan yang tinggi (metoda raytracing) dan bahasa
pemrograman yang fleksibel. Hasil penelitian menunjukan bahwa metrik pencahayaan alami dari ruang cukup baik, namun hasil masih dapat ditingkatkan 20 % - 27 % dengan perancangan model baru. Sekitar 90 % luas daerah dari ruang baru, memiliki iluminansi minumum yang dapat terpenuhi 70 % dari waktu guna ruang selama satu
tahunnya.