digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Setiap perusahaan tambang memiliki tanggung gugat untuk memastikan area yang terkena dampak aktifitas penambangan dalam kondisi baik sebelum tutup tambang. Sebagai bagian rencana tutup tambang pada tambang terbuka Grasberg, proyek Lower Wanagon sangat penting bagi PT Freeport Indonesia. Tujuan dari proyek ini adalah untuk memenuhi komitmen reklamasi dan memastikan stabilitas geoteknik di Lower Wanagon yang merupakan area timbunan batuan tidak bernilai ekonomis terbesar dari tambang terbuka Grasberg, PT Freeport Indonesia. Proyek Lower Wanagon pada awalnya ditargetkan selesai pada tahun 2024. Penyelesaian proyek Lower Wanagon sesuai desain dan jadwal sangat penting dan menjadi fokus perhatian perusahaan karena berdampak langsung pada isu lingkungan dan isu sosial. Kegagalan dalam mencapai target berpotensi menyebabkan PT Freeport Indonesia mengalami risiko katastropik. Oleh sebab itu, perusahaan telah melakukan berbagai cara dan usaha termasuk mendedikasikan satu group kerja/unit usaha, peralatan dan material. Namun demikian, kinerja proyek saat ini sangat buruk. Proyek saat ini mengalami keterlambatan sekitar tiga tahun dan akibatnya biaya proyek meningkat signifikan dari 700 juta dolar menjadi 840 juta dolar. Keterlambatan ini juga berdampak pada meningkatnya potensi longsor yang merupakan salah satu risiko katastropik perusahaan. Proyek akhir ini bertujuan untuk menganalisis isu bisnis pada proyek Lower Wanagon, menemukan penyebab dasar serta memberikan rekomendasi terbaik dalam rangka mempercepat penyelesaian proyek dan meningkatkan kinerja proyek. Diagram sebab akibat (tulang ikan) digunakan dalam mencari penyebab dasar. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menyelesaikan penyebab dasar yaitu dengan mengevaluasi dan menentukan unit usaha terbaik untuk menyelesaikan proyek Lower Wanagon. Dengan metode AHP diperoleh bahwa Petrosea merupakan unit usaha terbaik dalam menyelesaikan proyek Lower Wanagon dengan bobot 0.4044. Solusi ini diyakini akan mempercepat progres proyek sekitar tiga tahun dari kondisi aktual saat ini dan menghemat biaya (menghindari potensi biaya tambahan) sekitar 87.6 juta dollar. Solusi ini juga akan menurunkan potensi risiko longsor dari risiko tinggi menjadi rendah serta menjaga reputasi perusahaan khususnya terkait kepatuhan pada regulasi dan praktek penambangan terbaik.