Terowongan Saraga ITB yang memiliki konsep awal untuk sistem pencahayaan pada siang hari, pada saat ini tidak dapat mendayagunakan lubang cahaya efektif yang telah ada, sehingga kondisi pencahayaan saat siang hari dibantu oleh pencahayaan buatan. Hal ini disebabkan oleh lubang cahaya efektif belum dipasangi reflektor dan belum dioperasikan secara efektif. Peran reflektor ini adalah untuk merefleksikan cahaya dan menyebarkannya ke dalam bagian terowongan yang gelap. Untuk itu dibuatlah sebuah prototipe pengontrol pencahayaan alami dengan memanfaatkan pergerakan reflektor cermin tunggal agar memenuhi standar pencahayaan di terowongan.
Prototipe pengontrol pencahayaan alami pada tugas akhir ini memiliki ukuran dengan skala 1:20. Prototipe menggunakan beberapa komponen yang membentuk sebuah sistem. Komponen tersebut adalah Programmable Logic Controller (PLC) sebagai otak dari pemrograman sistem, light adapter sebagai sensor iluminansi, potensiometer sebagai sensor posisi, reflektor, dan motor DC sebagai penggerak reflektor. Semua komponen tersebut dirangkai dan diprogram sehingga dapat menjalankan sistem pengontrol pencahayaan alami. Pemrograman dilakukan dengan bahasa pemrograman ladder.
Pada tugas akhir ini prototipe dengan skala 1:20 diberi sumber cahaya 5000 lux tepat pada lubang cahaya sehingga dapat menghasilkan perubahan iluminansi pada titik paling gelap di dalam maket terowongan Saraga dari 4-6 lux pada keadaan tanpa pengontrol menjadi 11-16 lux dengan pengontrol. Perubahan yang mencapai lebih dari 200% iluminansi awal ini terjadi pada saat kondisi paling pesimistis dengan dinding, lantai dan langit-langit berwarna hitam.