digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Uji triaksial merupakan salah satu uji untuk mengetahui kekuatan batuan jika diberikan gaya dari tiga arah. Hasil uji dapat digambarkan dengan kurva tegangan-regangan. Salah satu cara untuk mengetahui regangan lateral dari uji triaksial yaitu dengan mengukur regangan volumetriknya. Regangan volumetrik dapat diukur dari perubahan volume oli didalam sel triaksial dengan cara menstabilkan tegangan pemampatan selama uji triaksial berlangsung. Regangan aksial dan khususnya regangan volumetrik dapat secara langsung digunakan untuk menentukan regangan lateral contoh batuan dari uji triaksial. Contoh batuan yang digunakan didalam penelitian ini adalah batupasir dan batulempung yang masing-masing terdiri dari 2 blok batuan. Blok batupasir dan batulempung tersebut masing-masing di bor inti untuk memperoleh 13 contoh batupasir dan 13 contoh batulempung berbentuk silinder dengan diameter 45 mm dan 54mm. Setiap contoh batuan yang dipotong dengan syarat 2 L/D diambil potongan yang tidak terpakai dan diuji sifat fisiknya. Selain itu uji sifat dinamik diukur pada masing-masing contoh batuan. Didalam menentukan besarnya tegangan pemampatan batupasir dan batulempung maka dilakukan uji kuat tekan uniaksial sehingga besarnya tegangan pemampatan yang diberikan tidak lebih dari 50% dari kuat tekan uniaksial. Dalam usaha untuk mengukur regangan volumetrik contoh batuan dari uji triaksial maka sel triaksial terhubung langsung dengan linear displacement pump dan pompa hidraulik elektrik. Contoh batuan yang diletakkan didalam sel triaksial dan terhubung langsung dengan linear displacement pump diisi dengan fluida berupa oli yang berasal dari reservoir. Selain sebagai alat pengukur regangan volumetrik, linear displacement pump juga berfungsi sebagai pemberi tegangan pemampatan selama uji triaksial berlangsung. Berdasarkan uji triaksial yang telah dilakukan pada batupasir dan batulempung, terlihat bahwa kuat tekan triaksial contoh batuan (batupasir dan batulempung) berdiameter 45 mm cenderung lebih rendah daripada kuat tekan triaksial contoh batuan (batupasir dan batulempung) berdiameter 54 mm. Sehingga tidak ditemukan adanya efek skala pada batupasir dan batulempung. Hal ini disebabkan karena kuat tekan uniaksial, modulus elastisitas, bobot isi natural, dan cepat rambat gelombang ultrasonik contoh batuan (batupasir dan batulempung) berdiameter 45 mm lebih rendah daripada contoh batuan (batupasir dan batulempung) berdiameter 54 mm. Selain hal tersebut nisbah Poisson batupasir dan batulempung memiliki perbedaan yang sangat jelas, yakni nisbah Poisson batupasir memiliki rentang antara 0,26 - 0,30 sedangkan pada batulempung memiliki rentang antara 0,33 - 0,37. Dari nisbah Poisson tersebut dapat dilihat bahwa nisbah Poisson batupasir lebih rendah daripada nisbah Poisson batulempung yang memiliki sifat plastis.