digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu masalah yang sering timbul di lapangan adalah munculnya emulsi yang bersifat stabil dari proses produksi. Emulsi adalah campuran antara partikelpartikel zat cair (fasa terdispersi) dengan zat cair lainnya (fasa pendispersi). Adanya emulsi dari proses produksi memiliki pengaruh dalam tingkat produksi suatu lapangan. Pada penelitian ini akan dicoba melakukan proses demulsifikasi terhadap sampel emulsi yang berasal dari Lapangan X, menggunakan surfaktan sebagai demulsifier-nya. Terpisahnya minyak dan air dengan cara demulsifikasi diharapkan akan dapat membantu meningkatkan produksi minyak dari Lapangan X. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh surfaktan sebagai demulsifier terhadap emulsi stabil minyak-air. Kemudian ingin mengetahui banyaknya volum minyak yang dapat dipisahkan dari emulsi dengan menggunakan surfaktan sebagai demulsifier. Proses demulsifikasi dilakukan dengan cara studi laboratorium. Penelitian ini dilakukan secara trial and error dalam variasi jenis, konsentrasi dan volum surfaktan yang dicampur dengan sampel emulsi. Surfaktan yang digunakan adalah surfaktan non-ionik yaitu S7A, S12A, S13A*, S14A*, S15A, S15B, dan S16A. Surfaktan yang diuji adalah surfaktan yang paling umum digunakan dalam EOR (Enhanced Oil Recovery). Trial and error dilakukan hingga dapat menemukan surfaktan yang bekerja paling optimum terhadap sampel emulsi. Dari hasil studi laboratorium dapat disimpulkan bahwa surfaktan yang diuji mampu memisahkan minyak dari emulsi. Surfaktan yang memiliki profil kinerja paling baik terhadap sampel emulsi Lapangan X adalah surfaktan S13A* dan S15A. Surfaktan S13A* dan S15A memiliki konsentrasi optimum yang paling kecil dibandingkan surfaktan lainnya yaitu sebesar 0,5 % (wt/wt). Surfaktan S13A* mampu menghasilkan perolehan minyak kembali ± sebanyak 70 %, sedangkan surfaktan S15A mampu menghasilkan perolehan minyak kembali ± sebanyak 75 %. Surfaktan S13A* akan bekerja optimum pada saat perbandingan volum emulsi terhadap surfaktan sebesar 1:4, sedangkan surfaktan S15A bekerja optimum pada perbandingan 1:2. Nilai viskositas emulsi terendah setelah dicampur surfaktan S13A* adalah 3,41 cp, sedangkan surfaktan S15A adalah 2,01 cp.