Sludge Acid Tar merupakan limbah berbahaya yang dihasilkan melalui
penggunaan asam sulfat tinggi dari pemurnian bahan organik sehingga bersifat
asam dan beracun dan dapat menimbulkan risiko potensial bagi kesehatan makhluk
hidup dan lingkungan. Pemulihan tanah terkontaminasi Sludge Acid Tar menjadi
penting untuk meminimalisir dampak tersebut. Soil flushing direkomendasikan
karena kemampuannya yang efektif dalam penyisihan berbagai kontaminan yang
tidak memerlukan pemindahan fisik tanah dimana dengan menginjeksikan larutan
khusus melalui tanah untuk melarutkan atau penyisihan kontaminan tanpa
mengganggu lapisan tanah atau mengubah topografi alami secara signifikan.
Pemilihan jenis larutan Soil Flushing dapat memiliki dampak signifikan pada
efektivitas proses remediasi tanah terkontaminasi Sludge Acid Tar. Penggunaan
Larutan Basa Natrium hidroksida (NaOH) dilakukan untuk menetralkan keasaman
pada tanah. Penambahan Surfaktan sebagai pengemulsi dapat meningkatkan
efektifas penyisihan kontaminan hidrofobik seperti Total Petroleum Hidrokarbon
(TPH). Injeksi larutan Hidrogen Peroksida (H2O2) ke dalam tanah dapat
meningkatkan konsentrasi oksigen yang membantu meningkatkan efisiensi
degradasi TPH. Penilaian proses remediasi menggunakan Leaching Column Test
dapat digunakan untuk penentuan laju penyisihan kontaminan dari tanah dan/atau
sedimen yang terkontaminasi untuk menentukan langkah pengelolaan yang tepat
pada skala pengolahan yang lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
pengaruh metode soil flushing dengan penggunaan Larutan NaOH, Tween 80 dan
H2O2 serta pengkombinasian larutan – larutan tersebut dengan berbagai variasi
konsentrasi terhadap perilaku pH dan konsentrasi TPH pada tanah terkontaminasi
Sludge Acid Tar menggunakan Leaching Column Test. Penyisihan TPH tertinggi
dicapai pada Reaktor 6 dengan mengkombinasikan pH 9 dengan Larutan Tween80
1%; dan H2O2 2% mencapai 58,07% dengan kenaikan pH tanah mencapai pH 6,83
dalam kurun waktu 14 Hari.