digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebutuhan pupuk nitrogen di Indonesia mencapai 24,2 juta ton. Oleh karena itu dibutuhkan produksi amoniak yang merupakan bahan baku utama pembuatan pupuk nitrogen secara industri. Proses produksi tersebut cukup kompleks sehingga dibutuhkan sistem kontrol yang kompleks pula. Distributed Control System (DCS) merupakan sistem kontrol yang banyak digunakan pada industri. Pengoperasian DCS sendiri tidaklah sederhana. Sehingga dibutuhkan operator yang handal. Operator Training Simulator berbasis DCS adalah sarana belajar yang tepat untuk melatih para operator baru dalam hal memahami karakteristik proses dan membiasakan diri dengan sistem DCS. Dengan adanya simulator, operator dapat mengamati bagaimana fluktuasi keluaran suatu proses jika masukannya berfluktuasi dan bagaimana pengaruh fluktuasi suatu unit proses terhadap unit lainnya. Tugas akhir ini mengintegrasikan simulator dari tiga proses yang terdapat pada pabrik amoniak yaitu penyerapan CO2, pembentukan Methan, dan Sintesis Amoniak. Pembangunan simulator mengacu pada desain neraca massa dari pabrik PT Petrokimia Gresik. Simulator dibangun menggunakan fasilitas pemrograman DCS Centum CS3000 Yokogawa. HMI dibuat serupa dengan HMI di lapangan. Dengan demikian diharapkan operator yang menggunakan Operator Training Simulator seolah-olah sedang berhadapan dengan sistem pabrik sebenarnya. Simulator tersebut kemudian divalidasi berdasarkan data desain dan data operasional lapangan. Hasil yang didapat bahwa error terkecil terhadap data aktual operasional yaitu 0,00% pada konsentrasi CO unit Methanation dan error terbesar yaitu 29,06% pada heat exchanger unit Methanation.