digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan negara tropis yang secara geografis berada pada kawasan rawan bencana alam. Hal ini dikarenakan batuan di daerah beriklim tropis mengalami pelapukan yang sangat intensif. Salah satu bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia adalah longsor dan daerah yang memiliki catatan kejadian paling banyak adalah Pulau Jawa, tepatnya Jawa Barat. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh berbagai instansi terkait kejadian longsor di Kabupaten Sumedang, diketahui bahwasanya salah satu faktor pemicunya adalah air (Direktorat Geologi Tata Lingkungan, 2000). Penelitian lain juga menyebutkan pernah terjadi peristiwa longsor besar di Kabupaten Sumedang di daerah Cadaspangeran setelah terjadi hujan lebat sehari sebelumnya (Puslit Geoteknologi LIPI, 2006). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk lebih memahami karakteristik air hujan yang berkaitan dengan sifat hidrologi lereng dengan menggunakan perangkat lunak SEEP/W dan pembacaan instrumen di lapangan, diketahui bahwa hujan yang diamati selama bulan April 2008 menunjukkan perubahan kondisi dalam lereng seperti perubahan distribusi tekanan air pori, kadar air volumetrik, kecepatan aliran vertikal, konduktivitas hidrolik vertikal, serta perubahan total head, selain itu pembentukan zona tekanan air pori positif terlihat terjadi hanya di permukaan lereng setelah disimulasikan dengan hujan selama 20 hari, dan kondisi tersebut tidak berlangsung lama manakala jumlah hujan yang dimasukkan lebih sedikit dibandingkan saat terbentuknya zona tekanan air pori positif. Sedangkan dari hasil pembacaan instrumen di lapangan diketahui bahwa tekanan air pori dalam tanah berubah menjadi lebih positif setelah terjadi hujan selama 3-6 jam dengan intensitas yang cukup besar. Faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap proses infiltrasi selain nilai konduktivitas hidrolik tanah, adalah komposisi mineral tanah, ukuran butir, kondisi topografi berupa kemiringan lereng, serta kondisi geologi berupa rekahan.