Batubara merupakan bahan bakar dengan cadangan yang mencapai 57 miliar ton. Pada tahun ini tingkat produksi batubara mencapai 275 juta ton per tahun. Sehingga diperkirakan batubara Indonesia akan habis setelah 18 tahun. Meskipun demikian, sebagian besar batubara Indonesia merupakan batubara peringkat rendah (low rank coal) yang tidak menguntungkan bila langsung digunakan sebagai sumber energi. Untuk itu perlu dilakukan penambahan nilai pada produk batubara peringkat rendah. Kekurangan batubara peringkat rendah umumnya terdapat pada kandungan air yang tinggi sehingga batubara memiliki nilai kalor yang rendah. Metoda ini sering disebut sebagai metoda peningkatan kualitas batubara atau metoda upgrading batubara. Salah satu cara yang digunakan dalam metoda-metoda tersebut adalah dengan cara pengurangan kandungan air (pengeringan). Alat pengering batubara yang sebelumnya telah dibuat dilengkapi dengan komponen yang diperlukan beserta penggantian beberapa komponen. Alat pengering ini dilengkapi dengan tungku dan siklon separator diganti dengan yang lebih besar dimensinya supaya kinerja alat maksimal. Tungku yang digunakan adalah tungku fixed bed sederhana. Panas yang dapat dihasilkan mencapai 456,2oC. Setelah alat berfungsi dengan semestinya, prestasi alat perlu dicari untuk mengetahui kelayakan alat ini sebagai pengering. Pada pengujian pertama, kadar air yang hilang sebesar 3%. Pada pengujian kedua temperatur butir mencapai 70oC, rata –rata kadar air yang hilang sebesar 7%. Pengujian ketiga menunjukkan prestasi yang lebih baik. Dengan mengeringkan batubara sebanyak dua kali rata – rata kadar air yang dapat hilang sebanyak 12%. Nilai kalor batubara naik dari 20219,57kJ/kg menjadi 22976,79 kJ/kg.