Daerah penelitian secara administratif terletak di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Bagian barat daerah penelitian berdekatan dengan Lapangan Panas Bumi Wayang-Windu. Pemetaan geologi dilakukan pada wilayah seluas 80 km2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan geomorfologi, volkanostratigrafi, dan struktur geologi. Selain itu, analisis hidrokimia juga dilakukan untuk memperkirakan batas timur Sistem Panas Bumi Wayang– Windu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis peta topografi dengan skala 1:25.000, 1:50.000 dan 1:100.000, serta analisis citra satelit SRTM. Analisis awal bertujuan untuk menentukan kelurusan, pusat erupsi, kemenerusan punggungan, dan membuat data pra-pemetaan. Selanjutnya, data interpretasi awal akan divalidasi melalui observasi lapangan. Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 11 satuan, yaitu: Satuan Lereng Aliran Piroklastik Kencana, Satuan Kerucut Gunungapi Parasit Wareng, Satuan Lereng Aliran Piroklastik Kendang, Satuan Dataran Antar Gunungapi Pangalengan, Satuan Punggungan Aliran Lava Kendang, Satuan Kubah Lava Pasirpanjang, Satuan Lereng Aliran Piroklastik Pangalengan, Satuan Punggungan Aliran Lava Wayang, Satuan Punggungan Aliran Lava Bedil, Satuan Kubah Lava Windu, dan Satuan Lereng Aliran Lahar Papandayan. Volkanostratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi 4 khuluk, yaitu: Khuluk Pangalengan, Khuluk Kendang, Khuluk Malabar, dan Khuluk Papandayan. Pada Khuluk Kendang terdapat 2 gumuk, yaitu Gumuk Kencana dan Gumuk Wareng. Pada Khuluk Malabar terdapat 4 gumuk, yaitu: Gumuk Pasirpanjang, Gumuk Wayang, Gumuk Bedil, dan Gumuk Windu. Daerah penelitian terbagi menjadi 14 satuan batuan tidak resmi berdasarkan sumber erupsi, jenis litologi, dan urutan pembentukannya. Adapun jenis litologi pada daerah penelitian berupa andesit, breksi piroklastik, breksi-tuf, tuf-lapili, dan breksi lahar. Struktur geologi daerah penelitian terdiri dari struktur primer berupa kekar berlembar dan autobreksi, sedangkanstruktur sekunder berupa Sesar Menganan Turun Lodayakolot, Sesar Normal Kawah Wayang, Sesar Normal Kawah Windu 2, Sesar Menganan Ranca, Sesar Menganan Citawa, Sesar Menganan Pasirpanjang, dan Sesar Menganan Malabar. Studi hidrogeokimia dilakukan untuk memperkirakan batas timur Sistem Panas Bumi Wayang-Windu. Pada studi ini digunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa sampel air dari 2 mata air panas, 3 mata air hangat, dan 5 mata air dingin pada daerah penelitian, sedangkan data sekunder berupa hidrokimia dan isotop air hujan setempat yang diperoleh dari literatur. Metode yang dilakukan meliputi analisis sifat fisika, analisis unsur terlarut, dan analisis isotop. Hasil analisis menunjukkan Mata Air Dingin Situ Kinceu, Cikoleberes, dan Citawa 2 mengalami peningkatan temperatur, jumlah zat pada terlarut (TDS), kandungan sulfat dan bikarbonat, serta penurunan pH yang diduga telah terjadi kontaminasi dari air termal. Hal tersebut dikonfirmasi dengan data unsur terlarut yang menunjukkan peningkatan anion SO42- dan HCO3- berkisar tiga hingga lima kali lipat dari air hujan setempat. Batas dari sistem panas bumi diperkirakan berada di antara mata air termal atau mata air dingin yang terkontaminasi dengan mata air dingin yang tidak terkontaminasi.
Perpustakaan Digital ITB