digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Air asam tambang (AAT) dihasilkan pada kegiatan pertambangan ketika mineral yang mengandung mineral sulfida terekspos ke udara dan mengalami oksidasi dengan laju reaksi tertentu. Riset terdahulu berfokus pada remediasi secara fisika dan kimia. Penelitian ini mengkaji teknik remediasi secara biologi dan bertujuan untuk menguji efektivitas dan membandingkan kemampuan bakteri Citrobacter youngae dan jamur Aspergillus niger maupun campuran kedua mikroorganisme tersebut dalam melakukan remediasi AAT, serta mengetahui waktu optimal agar memperoleh hasil terbaik berdasarkan beberapa parameter uji. Sampel diambil dari pertambangan batubara PT. Berau Coal - Kalimantan Timur. Proses running bioremediasi dilakukan skala laboratorium selama 8 minggu dengan sampling setiap minggu. Jumlah inokulum kultur mikroorganisme yang dimasukkan ke setiap perlakuan sebanyak 10% v/v. Parameter yang diuji diantaranya nilai pH, kadar besi (Fe), kadar mangan (Mn), kadar sulfat (SO4 2-), uji aktivitas enzim (Fluorescein Diacetate Assay) dan endapan akhir. Pada perlakuan C (bakteri), nilai pH larutan mengalami kenaikan sesaat setelah diinokulasikan bakteri yaitu pH 5,9 kemudian meningkat ke kisaran netral pH 7,35 setelah 1 minggu inkubasi; Fe terlarut berhasil disisihkan dengan kisaran 86-97%; Mn terlarut berhasil disisihkan dengan kisaran 47-93%; kadar SO4 2- terendah dicapai pada angka 63,79 mg/L. Perlakuan As (jamur dengan aerasi), peningkatan pH terjadi signifikan pada minggu ke-4 dengan pH 6,6 selanjutnya stabil sampai minggu terakhir pada pH 6,5; Fe terlarut berhasil disisihkan dengan kisaran 12-34%; Mn terlarut berhasil disisihkan dengan kisaran 54-96%; kadar SO4 2- terendah dicapai pada angka 68,44 mg/L. Perlakuan At (jamur tanpa aerasi) stabil pada pH 6; Fe terlarut berhasil disisihkan dengan kisaran 2-16%; Mn terlarut berhasil disisihkan dengan kisaran 49-87%; kadar SO4 2- terendah dicapai pada angka 89,72 mg/L. Perlakuan M (mix), nilai pH stabil pada minggu ke-4 pada pH 8,5; Fe terlarut berhasil disisihkan dengan kisaran 18-38%; Mn terlarut berhasil disisihkan dengan kisaran 50-90%; kadar SO4 2-terendah dicapai pada angka 60,77 mg/L. Hasil uji FDA menunjukkan mikroorganisme yang berada pada setiap perlakuan hidup dan melakukan aktivitas metabolisme. Karakterisasi produk endapan akhir remediasi menggunakan XRD menunjukkan bahwa produk mengandung albite, calcian, ordere [(Na,Ca)Al(Si,Al)3O8]; sodium calcium sulfate [Na4Ca(SO4)3]; tridymite [SiO2]; hematite [Fe2O3]. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang paling memenuhi standar baku mutu air limbah tambang batubara adalah remediasi menggunakan bakteri dengan waktu optimal untuk remediasi adalah sekitar 4 minggu.