digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peraturan pembebanan di Indonesia yang sekarang digunakan, Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1727-1989 belum mengikutsertakan beban ledak di dalamnya. Beban ledak mempunyai sifat yang cukup unik dari cara bekerjany dan juga arah gayanya. Secara umum arah pembebanan ledak ini mirip dengan beban angin, namun yang terjadi hanya mekaninsme tekan saja ke seluruh arah dalam bangunan. Tuga akhir ini akan mencoba menganalisis suatu contoh bangunan baja yang akan dikenakan beban ledak, dan mengoptimasi bangunan tersebut terhadap elemen-elemen struktur yang gagal.Struktur bangunan yang dikaji merupakan bangunan lantai, dengan material baja. Data-data yang didapat yaitu denah struktural serta beban-beban yang berlaku terhadap struktur tersebut. Data beban yang berlaku antara lain adalah beban mati, beban hidup serta beban ledak (overpressure). Untuk beban mati, hidup, dan angin, digunakan Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1727-1989. Sedangkan untuk beban gempa digunakan Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung, SNI-1726-2002. Beban ledak sendiri dimodelkan sebagai beban statik linear dengan faktor reduksi beban sebesar 1,6. Angka ini diambil didasarkan asumsi bahwa struktur tetap elastis selama beban ledak berlangsung.Dari hasil analisis struktur didapat bahwa pada model awal banyak sekali elemen-elemen struktur yang mengalami kegagalan. Setelah dilakukan optimasi berupa penggantian profil dan penambahan sokongan lateral baru didapat suatu struktur yang dapat menahan beban ledak yang terjadi (blast resistance structure). Secara umum struktur mengalami kenaikan sebesar 80,67%.