Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia mengakibatkan proses pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di Indonesia bagian timur memiliki endapan nikel laterit. Proses konsentrasi nikel pada endapan nikel laterit dikendalikan oleh beberapa faktor yaitu, batuan dasar, iklim, topografi, airtanah, stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap tingkat kelarutan mineral. Dengan kontrol tersebut akan didapatkan tiga
tipe laterit yaitu oksida, lempung silikat, dan hidrosilikat. Penelitian ini lebih ditekankan pada mineralogi endapan nikel laterit, karakteristik, tipe endapan nikel laterit serta sifat fisik meliputi grain size, bulk density dan moisture content. Cakupan studi pada penelitian ini adalah pengambilan sampel-sampel yang diperoleh dari singkapan dan hasil pemboran.
Berdasarkan rekapitulasi analisis XRD didapatkan 10 kelompok mineral, pada horison saprolit dijumpai mineral-mineral hidrous Mg-Ni silikat, sedangkan
horison diatasnya banyak dijumpai kelompok mineral hidroksida sehingga nikel laterit di daerah studi diperkirakan tipe endapan oksida. Jika diurutkan berdasarkan masing-masing horison endapan laterit maka pada bagian top soil, limonit dan transisi didominasi oleh mineral-mineral hidroksida dan silikat, sedangkan pada horison Saprolit didominasi oleh kelompok mineral
serpentin. Berdasarkan hasil analisis XRF terhadap sampel outcrop bedrock yang dianggap fresh (alterasi lemah) pada setiap blok didapatkan prosentase beberapa unsur diantaranya Ni sebesar 0.46 - 1.10 %, Fe2O3 10.95 – 13.44 %, SiO2 38.65 – 43.86 %, Mg 29.38 – 31.54 %, Al2O3 1.66 – 2.22 % dan Cr2O3 0.52 – 0.62 %. Berdasarkan analisis petrografi pada sayatan tipis diketahui bahwa mineralogi penyusun bedrock adalah olivin, ortopiroksen dan klinopiroksen serta mineral-mineral hasil ubahan berupa serpentin sehingga dapat diklasifikasikan sebagai
batuan Lherzolite, Wehrlite dan Olivin Websterite. Batuan tersebut adalah batuan ultramafik terubah (serpentinit). Berdasarkan analisis sifat fisik pada horison top soil besar butir relatif berukuran pasir 60 % dan lempung 40 %, mempunyai bulk density sekitar 1.43 - 1.69 ton/m3 dan moisture content 14,55 - 26,77 %. Horison limonit besar butir relatif berukuran pasir 78 % dan lempung 22 %, mempunyai bulk density sekitar 1.54 -
1.69 ton/m3 dan moisture content 21,15 - 32,46 %. Horison saprolit besar butir relatif berukuran pasir 96 % dan lempung 4 %, mempunyai bulk density sekitar 1.34 - 1.36 ton/m3 dan moisture content 27,62 - 44,57 %.