Penelitian ini bertujuan mengenalkan suatu konsep alternatif perhitungan sumberdaya secara deterministik dengan studi kasus pada endapan nikel laterit
menggunakan Metode Elemen Hingga (MEH). Studi kasus yang digunakan adalah endapan nikel laterit Daerah Mandiodo, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. MEH adalah salah satu metode deterministik yang mampu untuk merealisasikan model visual atau konseptual dengan baik,
merepresentasikan model matematik, merealisasikan model matematik menjadi model numerik, menaksir atau sebagai estimator yang akurat bagi distribusi state variable, sudah digunakan secara luas, dan mudah digunakan.
Dalam penelitian ini MEH dibandingkan dengan metode deterministik lain yang telah lazim digunakan dalam perhitungan sumberdaya yaitu Inverse Distance Square (IDS), dan Natural Neighbor. Perhitungan sumberdaya nikel laterit dikerjakan menggunakan data bor, dengan spasi antar bor adalah 50 meter, yang dikomposit untuk menentukan zona nikel laterit yang ekonomis, yaitu limonit dan saprolit, sehingga didapatkan parameter elevasi top dan bottom zona, ketebalan, dan kadar Ni pada setiap zona. Data tersebut diestimasi dan dihitung
sumberdayanya menggunakan ketiga metode di atas. Kesalahan (error) estimasi dari ketiga metode tersebut dianalisis menggunakan Mean Square Error (MSE) dan diagram pencar (scatter plot). Hasil perhitungan sumberdaya pada daerah penelitian menggunakan ketiga
metode di atas menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Akurasi ketiga metode yang dianalisis menggunakan MSE dan Diagram Pencar menunjukkan hasil
bahwa estimasi dengan MEH memberikan hasil yang lebih baik, terlihat dari MSE yang relatif lebih kecil dan koefisien korelasi (≈R) yang relatif lebih besar
dibandingkan metode IDS dan Natural neighbor bila jumlah elemen diperbanyak. Hal tersebut menunjukkan bahwa MEH mampu mengkonstruksi suatu geometri endapan nikel laterit secara lebih baik dibanding metode IDS dan Natural Neighbor sehingga perhitungan sumberdayanya menjadi lebih akurat. Kelemahan MEH adalah untuk mendekati suatu bentuk geometri dengan tingkat akurasi yang tinggi, maka jumlah elemen yang digunakan harus banyak sehingga secara numerik proses perhitungannya membutuhkan waktu lebih lama dan digunakan perangkat komputer yang lebih baik.