digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2013 TS PP AKBARI 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2013 TS PP AKBARI 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2013 TS PP AKBARI 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2013 TS PP AKBARI 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2013 TS PP AKBARI 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2013 TS PP AKBARI 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2013 TS PP AKBARI 1-BAB 6.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2013 TS PP AKBARI 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Salah satu karakteristik uap yang dihasilkan dari lapangan panas bumi adalah terkandungnya gas-gas yang tidak dapat dikondensasikan, atau non-condensable gas (NCG), di dalam uap tersebut. Keberadaan NCG dalam aliran uap di pembangkit akan sangat mempengaruhi tekanan uap di dalam kondensor. Berdasarkan data pengembang lapangan uap, akan ada kecenderungan kenaikan NCG melebihi 0,65% pada pasokan uap ke PLTP. Desain Sistem Ekstraksi Gas (GRS) PLTP X dirancang untuk menangani kandungan NCG maksimal 0,53%, padahal saat ini kandungan NCG X telah mencapai 0,567% dan telah mengalami penambahan beban uap ke turbin. Kemampuan GRS dikaji dalam tesis ini menggunakan metode empiris dan metode numerik menggunakan perangkat lunak Fluent. Metode empiris dapat digunakan untuk menghitung tekanan keluar ejektor dan kebutuhan uap optimal, sementara metode numerik mempergunakan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD). Simulasi ini dapat mendeskripsikan pola aliran di dalam ejektor sehingga dapat diketahui berbagai parameter kinerja pada ejektor, khususnya kebutuhan uap motif dan massa NCG yang dapat diekstraksi oleh ejektor. Terlihat melalui simulasi CFD 3 dimensi bahwa GRS yang ada hanya mampu bekerja dengan baik pada kandungan NCG 0,53%. Untuk mengantisipasi kenaikan kandungan NCG, maka desain ejektor yang ada harus diganti atau dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.