digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui evolusi fluida pada sumur produksi RD-I2, RD-L3, dan RD-M3 di Lapangan Panas Bumi Rantau Dedap. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan karakteristik fluida hidrotermal tempo dulu dan yang keluar dari sumur saat ini. Karakteristik fluida tempo dulu diketahui dari penyebaran mineral alterasi hidrotermal melalui analisis petrografi, X-Ray Dif raction (XRD), dan Methylene Blue (MeB). Karakteristik fluida saat ini diketahui dari hasil analisis kimia sampel air yang keluar dari sumur. Data yang digunakan meliputi 15 sampel serbuk bor, 26 sampel sayatan tipis dari serbuk bor, empat sampel sayatan tipis dari intibor, 10 analisis XRD dengan menggunakan metode preparasi mineral lempung, data kimia air sumur, dan MeB. Berdasarkan hasil analisis petrografi, XRD, dan MeB, zona alterasi hidrotermal bawah permukaan di ketiga sumur dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu Zona Alterasi Smektit, Klorit+Kalsit±Anhidrit, Klorit+Epidot, dan Ilit+Epidot. Batas atas reservoir panas bumi masa lampau, yang ditentukan dari kemunculan pertama epidot, yaitu pada elevasi +1.300 sampai +1.350 m dan pada sumur RD- M3 menurun hingga elevasi +1.270 m. Fluida reservoir bertemperatur 200-250?C, bahkan mencapai 280°C, dan pH netral. Proses yang terjadi pada fluida hidrotermal masa lampau adalah pendidihan, pencampuran, kondensasi, dan netralisasi. Karakteristik fluida reservoir saat ini merupakan air klorida setimbang penuh dan bersifat basa. Hasil pengukuran temperatur dan tekanan menunjukkan bahwa fluida reservoir saat ini mempunyai temperatur 255-260°C dengan batas atas reservoir berada di elevasi +800 sampai +1.100 m. Fluida hidrotermal juga masih mengalami proses pendidihan, terutama di sumur RD-I2 dan RD-M3. Evolusi fluida hidrotermal menunjukkan adanya penurunan batas atas reservoir. Fluida hidrotermal juga mendingin dan menjadi lebih alkalin