digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang kegiatannya berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Salah satu efek yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi korporasi. Penerbitan obligasi korporasi dilakukan karena kebutuhan dana perusahaan. Maraknya penerbitan obligasi korporasi yang ditawarkan perusahaan membuat pilihan investasi di instrumen pendapatan tetap menjadi semakin beragam. Keuntungan yang diperoleh investor dari obligasi adalah yield. Namun masih terdapat investor yang mengalami kerugian, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan investor tentang instrumen investasinya. Oleh karena itu, investor perlu memilih dengan teliti sebelum berinvestasi pada obligasi korporasi. Untuk menghasilkan strategi berinvestasi yang tepat pada obligasi korporasi maka diperlukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi yield obligasi korporasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi yield obligasi korporasi adalah tingkat suku bunga SBI, nilai tukar, ukuran perusahaan, debt-to-equity ratio (DER) dan peringkat obligasi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah fixed effect panel data dengan menggunakan piranti lunak Eviews 5.1. Analisis dilakukan dengan cara melakukan pemilihan model, regresi model terpilih dan melakukan pengujian ekonometrik serta pengujian statistik. Penelitian ini menggunakan data bulan September 2006-Desember 2008 menggunakan 27 sampel obligasi korporasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga SBI, nilai tukar dan debt- to-equity ratio berpengaruh positif terhadap yield obligasi korporasi, sementara variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap yield obligasi korporasi. Variabel peringkat obligasi menunjukkan korelasi negatif terhadap yield obligasi korporasi. Penelitian ini dapat diimplementasikan oleh calon investor, sehingga investor dapat mengetahui waktu yang tepat untuk membeli obligasi korporasi. Bagi Investor yang sudah memiliki obligasi dapat mengetahui waktu yang tepat untuk menjual obligasi korporasi yang mereka miliki untuk mendapatkan pengembalian modal yang lebih tinggi. Sedangkan bagi perusahaan emiten penerbit obligasi mendapatkan informasi tambahan mengenai karakteristik obligasi yang diterbitkan.