digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Warren Buffett adalah salah satu investor yang paling sukses sepanjang sejarah dunia investasi, sejak tahun 1967 – tahun 2006, performa investasinya mengalahkan S&P 500 dalam 27 dari 31 tahun dengan rata-rata 11.4% pertahun. Warren Buffett melakukan hampir seluruh kegiatan investasinya di pasar saham Amerika, relevansi metode investasinya di pasar saham negara berkembang patut dipertanyakan. Penelitian ini bertujuan melakukan pengujian terhadap relevansi metode investasi Warren Buffett di pasar saham Indonesia. Relevansi diukur melalui kesesuaian karakteristik pasar, ketersediaan perusahaan di pasar saham Indonesia yang mampu memenuhi kriteria investasi Warren Buffett dalam pemilihan perusahaan dan performa pasar dari portfolio yang dibentuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan Pada tahap pertama dilakukan analisis terhadap karakteristik pasar saham Indonesia, tahap kedua memilih perusahaan dengan melakukan analisis karakteristik keuangan terhadap seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003. Selanjutnya dilakukan pembentukan porfolio dalam beberapa skenario berdasarkan potensi tingkat pengmbalian investasi, yang kemudian diuji performa pasar pada portfolio yang dibentuk menggunakan metode Benchmarking dan Sharpe Ratio.Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah pasar saham Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan pasar saham di negara maju dan pada periode penelitian yang dilakukan, terdapat 6 perusahaan yang memenuhi kriteria karakteristik keuangan yang disyaratkan, dan portfolio yang dibentuk secara terkonsentrasi berdasarkan potensi tingkat keuntungan investasi mampu mengalahkan tingkat pengembalian pasar secara keseluruhan, semakin terkonsentrasi sebuah portfolio semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang didapatkan. Tingkat pengembalian yang tinggi diikuti dengan tingginya deviasi pergerakan harga menyebabkan performa seluruh portfolio yang dibentuk jika diukur menggunakan Sharpe Ratio lebih rendah dari performa pasar secara keseluruhan. Rendahnya nilai Sharpe Ratio disebabkan oleh tingginya deviasi harga dan bukan oleh rendahnya tingkat pengembalian investasi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah relevansi dari metode ini ditentukan oleh sudut pandang investor dalam menilai tingat pengembalian dan resiko, menggunakan filosofi investasi Warren Buffett yang tidak memandang resiko dari sisi deviasi pergerakan harga namun dari sisi penurunan kinerja perusahaan metode ini relevan untuk digunakan di pasar saham Indonesia.