digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bawang merah merupakan salah satu komoditas yang dibutuhkan oleh rumah tangga maupun industri, meskipun keberadaannya bukan merupakan bahan pokok namun tingkat inflasi yang disebabkan oleh fluktuasi harga bawang merah ini sangat berpengaruh. Fluktuasi harga yang terjadi pada tingkat konsumen tidak serta merta memberikan keuntungan yang tinggi bagi petani. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menstabilkan harga, diantaranya melalui cadangan penyangga. Pengembangan model cadangan penyangga dengan memperhitungkan deteriorasi produk dalam masa penyimpanan juga telah dilakukan untuk komoditas gula pasir. Sedangkan karakteristik bawang merah sangat berbeda dari gula pasir, dimana masa panen bawang merah terjadi tiga kali dalam setahun. Sehingga pengembangan model perhitungan manfaat sistem resi gudang bagi produsen bawang merah dengan pertimbangan deteriorasi produk perlu dilakukan. Fokus penelitian ini adalah menghitung jumlah manfaat yang diperoleh setiap entitas yang terlibat dengan menggunakan skema resi gudang untuk komoditas bawang merah. Pemodelan matematis digunakan untuk perhitungan manfaat produsen, pengelola gudang, pedagang dan konsumen. Data yang digunakan adalah data pasokan dan permintaan tahun 2010. Kriteria performansi dalam penelitian ini adalah total manfaat sistem. Hasil pengembangan model memperlihatkan bahwa model dapat memberikan manfaat bagi setiap entitas yang terlibat dalam sistem resi gudang dikecualikan pedagang besar yang spekulatif. Perhitungan variabel keputusan dalam model rancangan di lakukan dengan tiga skenario yaitu dengan pertimbangan informasi kenaikan harga, pertimbangan keseimbangan pasokan dan permintaan, dan pertimbangan ekspektasi harga. Skenario dengan pertimbangan keseimbangan pasokan dan permintaan memberikan jumlah manfaat yang lebih besar bagi petani dibanding skenario pertimbangan fluktuasi harga