Penelitian ini mengkaji permasalahan penjadwalan batch dengan waktu proses yang
digunakan dapat berubah. Perubahan waktu proses pada penelitian ini adanya
pengaruh deteriorasi mesin dan proses belajar-lupa operator. Efek deteriorasi mesin
mengakibatkan waktu proses menjadi lebih lama karena menurunnya kemampuan
mesin seiring dengan bertambahnya umur pakai sedangkan efek proses belajar
mengakibatkan waktu proses produk menjadi lebih cepat disebabkan oleh
peningkatan pengalaman operator dalam memproses produk tersebut. Sedangkan
efek proses lupa dapat mengakibatkan waktu proses produk menjadi lebih lambat
disebabkan oleh waktu jeda di antara pemprosesan produk yang sama.
Penelitian ini membahas mengenai model penjadwalan batch pada flowshop dua
tahap yang memproses dua item dengan memperhatikan proses deteriorasi mesin
pada Tahap Satu dan proses belajar-lupa pada Tahap Dua. Kriteria tujuan yang
digunakan adalah meminimumkan total waktu tinggal aktual. Variabel keputuan
penelitian ini adalah jumlah batch (N), ukuran batch (Qi), dan urutan pemprosesan
batch. Metode pemecahan masalah dikembangkan dengan mengusulkan sebuah
algoritma heuristik. Algoritma yang diusulkan terdiri dari Sub Algoritma Penentuan
Jumlah dan Ukuran Batch, dan Sub Algoritma Pengurutan Batch.
Hasil pengujian secara numerik menunjukan bahwa algoritma usulan yang
dikembangkan untuk model penjadwalan penelitian ini mampu menyelesaikan
permasalahan penjadwalan batch pada flowshop dua tahap yang memproses dua
item dengan mempertimbangkan proses deteriorasi pada Tahap Satu dan proses
belajar-lupa pada Tahap Dua untuk meminimumkan total waktu tinggal aktual dan
solusi yang dihasilkan oleh algoritma yang diusulkan merupakan solusi layak