digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tugas akhir ini mengambil kasus museum seni kontemporer. Kasus ini bersifat fiktif dengan lokasi yang terletak di jalan Diponegoro, Yogyakarta. Perancangan kasus terkait dengan konteks urban yang sangat kuat, dimana lokasi berada di sebuah kawasan perumahan dengan beberapa fungsi pendidikan. Selain itu lokasi juga teletak berdekatan dengan sebuah lokasi kampong kali code yang merupakan kawasan preservasi kampung oleh Romo Mangun.Puluhan tahun terakhir telah terjadi pergolakan dan perubahan besar di bidang seni,sebuah paham menggoyahkan paradigma seni yang telah ada sebelumnya sehingga menimbulkan gerakan baru, gaya baru, ekspresi baru yang melahirkan sebuah paham seni berdasarkan budaya yang berkembang di masyarakat yaitu seni kontemporer.Sejak kelahirannya, seni kontemporer telah menggantikan seni modern dengan berkembang dalam budaya masyarakat sekaligus melepas pakem seni yang pernah ada dengan mencari kemungkinan baru, ide baru dan identitas baru.Dalam perkembangannya di Indonesia, Yogyakarta telah menjadi salah satu pusat perkembangan seni kontemporer, dibandingkan Bandung yang lebih berorientasi kepada paham‐paham modern, Yogyakarta lebih mengedepankan seni‐seni yang berporos pada penyampian ideologi dari isu kondisi sosial, politik dan budaya tertentu.Museum seni kontemporer ini berlaku sebagai sebuah identitas sebuah ‘kekinian’ bagi masyarakat jogja dan menjadi pusat institusi perkembangan seni Indonesia, khususnya seni kontemporer.Untuk berfungsi dengan baik, perancangan dipengaruhi oleh bagaimana museum ini dapat menangkap kegiatan urban sekitar dengan pengolahan ruang luarnya yang menunjukkan identitasnya sebagai bangunan publik. selain itu perancangan sirkulasi galeri berdasarkan kebutuhan untuk memberikan keleluasan dialog antara karya seni dan penikmatnya. Ekspresi massa bangunan dibentuk dalam bentuk patahan‐patahan yang menunjukan suatu ekspresi bangunan yang monumental dan unik sebagai suatu pengungkapan ekspresi kekinian.