Penambahan surfaktan sebagai senyawa pengarah struktur (SDA) mesopori terhadap ZSM-5 konvensional dengan senyawa organik sebagai SDA, tetrapropilamonium (TPA), telah berhasil dilaporkan dan menghasilkan ZSM-5 berpori hirarkis. Pengembangan ZSM-5 bebas SDA disebabkan oleh masalah yang ditimbulkan dari senyawa organik pengarah struktur tersebut, seperti biaya produksi yang tinggi, kontaminasi air buangan, polusi udara dan coke yang timbul akibat dekomposisi tidak sempurna dari senyawa organik tersebut. Penambahan surfaktan pada sistem ZSM-5 bebas SDA akan menghasilkan zeolit berpori hirarkis akibat adanya interaksi muatan positif dari gugus hidrofil surfaktan dengan muatan negatif dari kerangka zeolit, didukung dengan ion Na+ yang berfungsi sebagai pengarah struktur dan penyeimbang muatan kerangka zeolit. Dalam penelitian ini, surfaktan kationik kuarterner yaitu benzalkonium klorida (Sanizole-C) sebagai senyawa pengarah mesopori ditambahkan ke dalam sistem ZSM-5. Zeolit disintesis menggunakan metode hidrotermal dengan parameter dasar Si/Al = 22,9; H2O/Si =18,34; Sanizole-C/Si = 0,059; NaOH/Si = 0,15; TPA/Si = 0,17; sintesis dilakukan dua jalur yang berbeda, normal dan termodifikasi. Difraksi sinar-X mengungkapkan bahwa kristalin didapatkan dari jalur termodifikasi, sedangkan jalur normal menghasilkan amorf. Foto SEM menunjukan perbedaan morfologi antara jalur normal dan termodifikasi, jalur termodifikasi menghasilkan kristal yang bulat dan seragam dan memiliki makropori intrakristalin. Penambahan surfaktan ke dalam sistem ZSM-5 bebas SDA dapat menghasilkan zeolit berpori hirarkis dengan menggunakan jalur termodifikasi.