Hasil-hasil penelitian terkini menunjukkan bahwa beberapa resin penukar ion memiliki kapasitas dan kinetika adsorpsi emas yang lebih baik dari karbon aktif. Penggunaan resin penukar ion tidak membutuhkan aktivasi termal sebagaimana pada proses adsorpsi dengan karbon aktif. Tidak saja untuk mengadsorpsi emas dan perak dari larutan hasil pelindian, resin penukar ion juga dapat digunakan untuk mengambil kembali sianida bebas dari tailing sehingga konsumsi sianida dapat diturunkan. Dalam penelitian ini dipelajari perilaku adsorpsi emas pada karbon aktif dan tiga jenis resin
penukar ion komersial, yaitu resin guanidin, resin monoplus MP 800, dan resin lewatit AF 5. Serangkaian percobaan agitasi resin dalam larutan emas (Resin in Solution) dan adsorpsi dalam kolom (Resin in Column) dilakukan pada temperatur kamar untuk mempelajari kapasitas adsorpsi isothermal setiap adsorban, kinetika adsorpsi, pengaruh pH, dan pengaruh laju alir volumetrik larutan melalui tumpukan resin (BedVolume rate) terhadap recoveri emas. Larutan kaya emas sebagai bahan untuk
percobaan ini diperoleh dari pertambangan emas Pongkor PT.Antam Tbk Hasil percobaan mengindisikan bahwa perilaku adsorpsi isoterm dari keempat adsorban mengikuti model adsorpsi isoterm Langmuir dan Freundlich. Hasil-hasil percobaan menunjukkan bahwa resin dengan matrik karbon memiliki kapasitas adsorpsi yang paling tinggi diikuti oleh resin basa kuat monoplus MP 800, resin basa lemah guanidin, dan karbon aktif. Parameter dari intesitas adsorbsi menghasilkan kapasitas maksimum(mg emas/g resin) masing-masing adalah sebagai berikut 65.8, 48.8, 44.3 dan 18.3 . Pada resin guanidin, penambahan pH cenderung menurunkan recoveri emas sedangkan pada resin monoplus MP 800, peningkatan pH awalnya akan meningkatkan recoveri emas, namun peningkatan pH selanjutnya akan menurunkan recoveri emas. Untuk resin lewatit AF 5, penambahan pH cenderung akan menurunkan recoveri emas. Peningkatan laju alir larutan melalui tumpukan resin dari 9,6 ke 24 BedVolume rate akan menurunkan recoveri emas dari 76% ke 74% dan
pada MP 800 dari 73% ke 65%. Hasil studi kinetika menunjukkan model pengendali laju adsorpsi resin basa lemah Guanidin dan basa kuat Monoplus MP 800 bergantung pada konsentrasi awal emas dalam larutan. Pada konsentrasi awal emas yang rendah yakni pada 4 dan 6 ppm, laju adsorpsi terkendali oleh difusi film, sedangkan pada konsentrasi awal emas lebih tinggi, yakni 8, 10 dan 12 ppm Au, laju adsorpsi terkendali oleh difusi partikel. Untuk resin lewatit AF 5 dan karbon aktif, laju adsorpsinya terkendali oleh model kinetika
orde pertama