Penentuan desain lokasi dan rute pipa bawah laut perlu mempertimbangkan banyak parameter. Parameter yang akan dibahas di dalam tugas akhir ini adalah data oseanografi, yaitu data arus dan pasang surut laut. Penentuan desain pipa membutuhkan data arus dan pasang surut dengan durasi yang panjang, guna untuk mengetahui arus dan pasut maksimum pada lokasi dan rute pipa bawah laut. Untuk menjawab kebutuhan data dengan durasi yang panjang, dilakukan pemodelan arus dan pasang surut laut. Pemodelan dipilih karena menghemat biaya dan waktu dibandingkan dengan pengukuran di lapangan. Metode pemodelan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pemodelan numerik, menggunakan perangkat lunak Delft3D. Delft3D memodelkan arus dan pasang surut berdasarkan persamaan Navier-Stokes pada incompressible fluid. Pemodelan arus dan pasut pada penelitian ini melibatkan beberapa variabel yaitu, kekasaran dasar laut, batimetri, angin, dan langkah waktu. Hasil dari pemodelan akan diverifikasi dan kalibrasi berdasarkan data pengukuran. Hasil akhir dari penelitian berupa model arus dan pasut, dan peta arus dua dimensi. Model arus dan pasut ini digunakan untuk menentukan nilai arus maksimum di jalur pipa bawah laut yang akan dibangun. Nilai arus maksimum diperoleh dari simulasi dua musim, yaitu musim angin barat dan musim angin timur. Hasil dari pemodelan menunjukan perbedaan dengan data pengukuran, sehingga diperlukan kalibrasi. Setelah dilakukan kalibrasi, maka kualitas model mengalami peningkatan. Nilai arus maksimum diperoleh pada saat musim angin timur. Hasil arus maksimum berdasarkan simulasi dua musim pada jalur pipa bawah laut diperoleh sebesar 0,391 m/detik. Nilai ini dapat mewakili kondisi maksimum selama satu tahun.