Peraturan pembebanan untuk jembatan di Indonesia mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Rencana peraturan pembebanan untuk jembatan yang baru yaitu,
RSNI T-02-2005 akan segera menggantikan peraturan pembebanan untuk
jembatan yang sudah umum digunakan, yaitu BMS 1992. Adanya perbedaan pada
kedua peraturan pembebanan untuk jembatan tersebut menjadi dasar kajian studi
kasus dampak pembebanan baru terhadap struktur jembatan Gedawang pada jalan
tol Semarang-Solo. Kajian mengenai dampak pembebanan tersebut bertujuan
untuk mengetahui perubahan perilaku struktur jembatan yang terjadi akibat
peraturan pembebanan baru relatif terhadap perilaku struktur jembatan eksisting.
Perilaku struktur yang akan ditinjau hanya akan dibatasi pada gaya dalam,
tegangan, dan kapasitas penampang deck jembatan. Metodologi penelitian yang
digunakan berupa studi kasus jembatan eksisting – Gedawang, yang dimodelkan
dalam program SAP 2000 dengan didukung oleh data proyek yang telah tersedia.
Beban-beban yang akan diaplikasikan ke dalam model struktur jembatan terdiri
dari berat sendiri, beban mati tambahan, beban lajur “D” yang terdiri atas : beban
BTR dan beban BGT, beban penurunan pondasi, beban temperatur, dan beban
gempa. Pada pembahasan pembebanan juga akan dibahas mengenai construction
stage yang akan mempengaruhi beban konstruksi terutama pada beban mati.
Beban-beban tersebut nantinya akan dikombinasikan dengan faktor tertentu baik
dalam kondisi service maupun ultimate. Hasil analisis akan berupa gaya dalam,
tegangan, dan kapasitas pada deck jembatan berikut perubahannya pada masingmasing
peraturan pembebanan untuk jembatan.