digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu daerah penghasil minyak dan gas alam di Indonesia, namun dalam beberapa tahun terakhir penurunan lifting di daerah yang mengakibatkan pembagian pendapatan berkurang dari sektor minyak dan gas yang diperoleh Kabupaten Muara Enim. Dalam perhitungan bagi hasil, ada penurunan yang signifikan pada tahun 2010 yang hanya sekitar 50% dari 2009, sedangkan pembagian gas alam, Kabupaten Muara Enim mendapatkan peningkatan, dan diperkirakan akan terus meningkat. Dikarenakan hal itu, Kabupaten Muara Enim berencana untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dengan memanfaatkan pembagian hasil lifting gas alamnya. Salah satu bisnis yang akan dimasuki oleh Kabupaten Muara Enim adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga gas. Sebelum menjalan proyek pembangkit listrik tenaga gas, Kabupaten Muara Enim akan melakukan analisis jumlah pembagian gas alam yang akan mereka dapatkan, setelah itu akan dikonfersikan menjadi besarnya kapasitas pembangkit yang dapat dibangun.Setelah diketahui jumlah kapasitas pembangkit yang dapat dibangun, maka Penulis dapat menghitung jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan, dan juga harga listrik yang akan dijual ke PLN, dikarenakan harga listrik dihitung berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh sebuah pembangkit listrik. Dari data-data yang telah dihitung tersebut, maka penulis dapat menganalisis kelayakan dari pembanguanan pembangkit listrik tenaga gas ini. Dari analisis kelayakan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dapat dilakukan, ini dapat dilihat dari NPV yang positif (15.175.775), IRR yang melebihi biaya modal (13,12%), dan PI yang lebih dari satu (1,23). Pengembalian modal proyek ini adalah 6,25 tahun.