digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangunan suatu infrastruktur akan berdampak positif bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Salah satu infrastruktur yang mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi wilayah adalah jalan tol. Rencana pembangunan jalan tol pada wilayah perkotaan bertujuan untuk mengurangi kemacetan yang diselaraskan dengan pendekatan wilayah. Untuk menunjang pertumbuhan dan peran sebagai pusat kegiatan nasional, Pemerintah Pusat beserta Pemerintah Kota Bandung merencanakan pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) untuk mengurangi kemacetan kota, mendorong pertumbuhan ekonomi serta memperluas akses ke seluruh wilayah kota, khususnya Bandung Bagian Timur. Pembangunan Jalan Tol Bandung Intra Urban diperkirakan mampu mengurangi volume kendaraan pada beberapa ruas jalan, mendukung perkembangan pusat primer Gedebage serta memberikan keuntungan bagi pemerintah dari segi fiskal melalui tarif tol. Hasil studi kelayakan menunjukkan bahwa Jalan Tol Bandung Intra Urban ini layak secara ekonomi dan finansial, yang dilihat dari segi manfaat dan keuntungan. Manfaat yang telah dijabarkan pada studi kelayakan masih bersifat umum dan belum menyentuh aspek sektoral perekonomian kota. Dengan kata lain, pembangunan jalan tol ini belum diketahui dampaknya terhadap sektor-sektor ekonomi Kota Bandung. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan manfaat ekonomi sektoral dari investasi Jalan Tol Bandung Intra Urban terhadap Kota Bandung. Dalam tujuan tersebut terdapat tiga sasaran yang ingin dicapai yaitu mengidentifikasi keterkaitan antarsektor, menganalisis efek multiplier sektor-sektor perekonomian serta dampak investasi BIUTR terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja Kota Bandung. Metoda analisis yang digunakan untuk mengkaji dampak investasi BIUTR ini adalah analisis input-output (I-O). Data-data yang digunakan adalah data tabel I-O Kota Bandung tahun 2003 klasifikasi 53 sektor beserta data nilai investasi dan jumlah tenaga kerja. Berdasarkan analisis I-O, investasi jalan tol merupakan suatu bentuk penanaman modal tetap bruto pada sektor jasa penunjang angkutan, sehingga untuk mengetahui dampak dan manfaatnya, nilai investasi pembangunan BIUTR akan dimasukkan ke dalam tabel I-O jasa penunjang angkutan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sektor jasa penunjang angkutan memiliki keterkaitan hulu yang besar terhadap sektornya sendiri, sektor keuangan dan jasa komunikasi. Keterkaitan hilir terbesar sektor ini ada pada sektornya sendiri, sektor perdagangan, perhotelan dan restoran serta sektor jasa angkutan udara. Hasil analisis multiplier menunjukkan bahwa output multiplier tipe I terbesar Kota Bandung adalah sektor 42 (jasa komunikasi), sedangkan nilai multiplier output tipe II terbesar adalah sektor jasa pendidikan pemerintah. Multiplier pendapatan Kota Bandung terbesar ada pada sektor 18 (industri kayu dan barang-barang lainnya terbuat dari kayu, bambu, gabus dan rotan. Sektor dengan multiplier tenaga kerja terbesar di Kota Bandung adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Dampak investasi Jalan Tol Bandung Intra Urban akan berdampak signifikan pada sektornya sendiri, namun investasi ini tidak berpengaruh besar terhadap sektor perekonomian lainnya. Investasi jalan tol akan menimbulkan dampak peningkatan output terhadap sektornya sendiri (sektor jasa penunjang angkutan) sebesar 80,5%. Selain itu, investasi ini akan meningkatkan pendapatan rumah tangga sektor jasa penunjang angkutan sebesar 78,19% dan akan meningkatkan tenaga kerja sektor pengangkutan sebesar 92.626 orang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah investasi pada suatu sektor menimbulkan dampak yang besar terhadap sektornya sendiri, namun kecil pengaruhnya terhadap sektor lain. Untuk itu, diperlukan suatu dukungan dari berbagai pihak, khususnya pemerintah untuk memberikan dukungan dan insentif mengembangkan sektor-sektor lain untuk meningkatkan peran dan manfaat pembangunan BIUTR bagi Kota Bandung secara keseluruhan.