digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DKI Jakarta merupakan provinsi dengan pertumbuhan pembangunan dan ekonomi yang pesat. Tingkat urbanisasi yang tinggi menyebabkan DKI Jakarta menjadi tempat terpadat di Indonesia saat ini. Secara tidak langsung hal ini menimbulkan peningkatan jumlah pembangunan dan pengambilan airtanah yang menyebabkan terjadinya fenomena penurunan muka tanah yang cenderung meningkat dengan cepat. Fenomena ini mempengaruhi sistem kerangka referensi yang ada di DKI Jakarta sehingga menimbulkan berbagai masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik serta pemodelan untuk menentukan nilai laju penurunan muka tanah dan pola penurunannya untuk menentukan wilayah yang terpengaruh sehingga dapat dilakukan analisis untuk menentukan solusi yang tepat. Penelitian ini menghasilkan laju penurunan tanah di tiap kotamadya di DKI Jakarta, yakni: Jakarta Utara sebesar 7,2 cm/tahun, Jakarta Barat sebesar 4 cm/tahun, Jakarta Timur sebesar 3,3 cm/tahun, Jakarta Pusat sebesar 2,7 cm/ tahun dan Jakarta Selatan sebesar 1,9 cm/tahun. Terbukti bahwa penurunan muka tanah mempengaruhi sistem kerangka referensi tinggi yang ada di DKI Jakarta. Sebagai upaya penanggulangannya, dibuat solusi berupa metode penanaman titik tinggi yang dianggap cukup stabil dengan kedalaman 200 meter atau lebih di bawah permukaan tanah serta penegasan regulasi tentang penggunaan airtanah.Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah menentukan metode yang tepat untuk meminimalisir pengaruh penurunan muka tanah terhadap sistem referensi tinggi. Dengan demikian, pembangunan dapat berjalan seperti seharusnya.