digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Biosurfaktan merupakan surfaktan yang dihasilkan oleh makhluk hidup sebagai metabolit sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi biosurfaktan dari bakteri halofilik Pseudomonas stutzeri yang diisolasi dari kawah lumpur Bledug Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Potensi produksi biosurfaktan oleh P. stutzeri dideteksi dengan uji hemolisis darah. Zona bening yang terbentuk adalah indikasi adanya biosurfaktan yang melisis sel darah merah. Aktivitas biosurfaktan paling tinggi diperoleh saat digunakan media produksi berisi minyak zaitun dan KNO3 sebagai sumber karbon dan nitrogen, diinkubasi pada suhu 37 oC dengan kecepatan 150 rpm selama 20 jam. Pada kondisi optimum tersebut, biosurfaktan mampu mencapai diameter sebaran minyak sebesar 3,5 cm dan indeks emulsifikasi sebesar 100 %. Uji fisikokimia yang dilakukan menunjukkan aktivitas tertinggi dan stabil pada suhu 70 oC, pH 12, dan kadar NaCl 17 % (w/v). Biosurfaktan juga menunjukkan hasil positif bahwa struktur biosurfaktan mirip Rhamnolipid saat diinkubasi dalam agar CTAB-metil biru. Biosurfaktan tersebut kemudian dianalisis dengan IR dan diperoleh spektrum gugus O-H pada bilangan gelombang 3455,52 cm-1, H-C=O aldehid pada 2847,79 cm-1 C=O pada bilangan gelombang 1761,2 cm-1, gugus C-O-C ester pada bilangan gelombang 1473,06 cm-1, gugus C-O eter pada bilangan gelombang 1169,29 cm-1.