digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan metropolitan merupakan gabungan beberapa kota atau daerah administratif yang berdekatan yang bersatu menjadi kawasan perkotaan besar, yang dikenal sebagai konurbasi antara kota inti dengan kota-kota sekitarnya. Kawasan tersebut sangat identik dengan suatu kawasan yang menjadi pusat dari perkembangan suatu wilayah yang dapat menggerakan perekonomian di wilayah tersebut dan memberikan dampak baik secara sosial, ekonomi maupun politik ke wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya. Pada umumnya kawasan metropolitan memiliki jumlah penduduk dan keragaman budaya yang tinggi dan merupakan pusat dari kegiatan perekonomian dari suatu wilayah, sehingga menarik banyak orang untuk datang dan mengadu nasib di sana. Perkembangan perekonomian yang pesat dari suatu kawasan metropolitan yang dibarengi dengan terus meningkatnya jumlah penduduk memiliki dampak negatif di bidang lingkungan hidup. Meskipun perkembangan metropolitan sering menjadi sorotan utama, tapi pada kenyataannya masih belum jelas diketahui sudah sejauh mana tahapan perkembangan Kawasan Metropolitan Jabodetabek berdasarkan perubahan pada aspek lingkungan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tahapan perkembangan Kawasan Metropolitan Jabodetabek berdasarkan indikator-indikator yang dapat menunjukkan tahapan perkembangan lingkungan kawasan metropolitan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif dengan melakukan analisis terhadap data time series agar tahapan perkembangan metropolitan yang terjadi dapat terlihat. Sehingga melalui penelitian ini tahapan perkembangan Kawasan Metropolitan Jabodetabek dapat tergambar secara jelas dan dapat diketahui sudah sejauh mana tahap perkembangan kawasan tersebut dibandingkan kawasan perkotaan negara lain. Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, ditemukan bahwa selama kurun waktu tahun 1980 sampai tahun 2007, tingkat aksesibilitas air bersih di kawasan ini mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan. Demikian juga dengan aksesibilitas terhadap sanitasi aman dan tingkat pelayanan persampahan yang juga cenderung mengalami peningkatan. Adapun kualitas udaranya cenderung mengalami penurunan. Secara keseluruhan, Metropolitan Jabodetabek mengalami fase pertama (fase kemiskinan), fase kedua (fase produksi) serta fase ketiga (fase konsumsi) secara simultan. Jika dibandingkan dengan kondisi kawasan perkotaan di negara lain, perkembangan lingkungan hidup Metropolitan Jabodetabek masih tertinggal dan termasuk dalam golongan bawah.