digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Berdasarkan beberapa fakta yang dikumpulkan, militer Amerika mulai mengenakan kaos berbahan katun dan berlengan pendek sejak tahun 1913. Kaos ini diciptakan untuk memudahkan pergerakan tubuh dan dianggap paling cepat kering. Kemudian sekitar tahun 1920, t‐shirt (kaos) menjadi bahasa yang diakui di dalam kamus bahasa Inggris‐Amerika. Pada perang dunia II, kedua pihak ( Amerika dan Inggris) sudah menggunakan kaos di dalam seragam mereka. Hingga sekitar tahun 1950an, dimana kaos masih dianggap sebagai pakaian dalam, John Wayne , Marlon Brando, dan James Dean mengejutkan Amerika dengan menggunakan kaos untuk tampil di televisi. Besertaan dengan perkembangan kaos ini, teknik sablon pun turut mengalami perkembangan, teknik sablon yang banyak digunakan pada masa itu adalah teknik screen print. Teknik lain yang juga digunakan untuk menghias kaos adalah shimmer, puff, discharge, airbrush, sulaman, impress atau emboss, flocking. Teknik celup ikat (tye dye) juga menjadi popular digunakan dan diaplikasikan pada kaos dengan modifikasi pola seperti tank top atau kaos ketat. Dilanjutkan pada akhir tahun 1960an dan 1970an, orang mulai sadar bahwa bisnis sablon pada bahan kaos akan menjadi bisnis atau usaha yang sangat menguntungkan. Band Rock and Roll dan Atlet‐atlet professional mulai membuat keuntungan penjualan dari hasil penyablonan image mereka pada kaos tersebut. Dalam proses perancangan karya maka dilakukan metode‐metode penelitian sebagai berikut : Survey objek penelitian, Melakukan tinjauan untuk mencari image dengan cara browsing, mencari di majalah, serta melakukan survey langsung ke beberapa objek diantaranya: Tempat penjualan material tricot seperti Cigondewah, Pasar Baru dan lain sebagainya, Tempat miniatur laut seperti Sea World, Pengumpulan data lapangan Pengumpulan data lapangan diperoleh dari hasil wawancara dengan pedagang material kaos, fotografer bawah lau Muhammad Fahri (Gonzo) dan Jelle