Infrastruktur jembatan merupakan salah hal yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menyediakan akses bagi alur industri dari suatu daerah ke daerah lain. Selama ini lantai jembatan telah dihadapkan pada masalah korosi tulangan baja konvensional. Keunikan CFRP (Carbon Reinforced Polymer) yang bersifat non-korosi membuat alternatif yang baik untuk tulangan baja konvensional.
Lantai jembatan pertama di United States yang dibangun menggunakan tulangan CFRP adalah jembatan yang melintasi Rounge River di kota Michigan. Dalam kurun waktu sampai saat ini telah banyak penelitian dan pelaksanaan pembangunan lantai jembatan tulangan CFRP. Beberapa Negara seperti Jepang dan Kanada telah menyusun prosedur khusus untuk penggunaan tulangan CFRP pada struktur beton. Namun di Indonesia penggunaan material CFRP hanya sebagai material perbaikan dalam bentuk externally bonded system. Pada penelitian ini material akan analisis sebagai material tulangan yang akan menggantikan material baja secara utuh pada struktur lantai jembatan yang rentan akan korosi akibat lingkungan luar.
CFRP merupakan material komposit yang terdiri dari fiber, resin, dan filler. Material CFRP yang diproduksi dapat berupa lembaran dan bar. Dalam Penelitian ini akan dikaji CFRP bar yang akan bertindak sebagai tulangan lantai jembatan. Namun proses produksi material ini belum dilaksanakan di Indonesia tetapi memliki akses melalui PT. Sika Indonesia yang memproduksi dan mengimport material CFRP bar ke Indonesia. Dengan adanya akses ini memberikan pertimbangan yang baik untuk mengaplikasikan CFRP bar sebagai material alternatif pada lantai jembatan di Indonesia.
Penelitian ini mengkaji perbandingan kekuatan nominal tulangan CFRP bar dengan kekuatan nominal tulangan baja pada sebuah lantai jembatan di wilayah Nagreg. Desain tulangan CFRP yang dapat menyeimbangkan kekuatan baja konvensional kemudian akan memasuki proses perhitungan umur layan akibat degradasi material yang disebabkan pengaruh lingkungan. Masa layan CFRP kemudian akan dibandingkan dengan perhitungan masa layan tulangan baja yang dibatasi oleh proses korosi. Dengan adanya data desain dan umur layan dari masing-masing material tulangan, akan dilakukan analisis biaya yang akan dikeluarkan selama umur layan jembatan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan, untuk perihal biaya langsung CFRP bar tidak menunjukkan potensi yang baik untuk diaplikasi di Indonesia. Hal ini disebabkan biaya umur layan (lifecycle cost) yang lebih tinggi dibandingkan baja konvensional. Namun kondisi ini dipengaruhi biaya transportasi material yang sangat besar. Sebuah perhitungan umum dilakukan dengan mengasumsikan bahawa material di produksi di Indinesia. Perhitungan ini menunjukkan adanya potensi yang baik dari aplikasi material CFRP sebagai material pengganti baja karena menunjukkan tulangan CFRP akan efektif disaat struktur mencapai umur layan 84 tahun. Analisis mempertimbangkan jenis biaya awal berupa biaya konstruksi, biaya pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, rehabilitasi dan demolisi. Analisis ditunjukkan dalam umur layan Jembataan Citiis selama 100 tahun.