digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Nuraliya Dewanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Nuraliya Dewanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nuraliya Dewanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nuraliya Dewanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nuraliya Dewanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Nuraliya Dewanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Nuraliya Dewanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Nuraliya Dewanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Nuraliya Dewanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan negara keempat dengan penduduk terbanyak di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar 278,7 juta jiwa dan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,13% pada tahun 2023, Indonesia terus mengalami pertumbuhan ekonomi. Tren pertumbuhan ekonomi ini menciptakan lingkungan kondusif bagi bisnis untuk berkembang. Sebagai pusat perekonomian negara, DKI Jakarta mengalami kenaikan kebutuhan gedung perkantoran untuk mengakomodasi ekspansi bisnis. Di Indonesia, peralatan pengondisian udara memiliki rata-rata konsumsi energi di atas 62% dari keseluruhan konsumsi energi pada gedung. Angka tersebut berada di atas rata-rata konsumsi energi dari sistem pengondisian udara yang seharusnya sebesar 30% sampai dengan 50% dari keseluruhan konsumsi energi pada gedung. Tugas sarjana ini merupakan studi untuk membandingkan sistem pengondisian udara yang paling efisien berdasarkan konsumsi energi dan biaya selama satu siklus hidup peralatan pada salah satu gedung perkantoran di DKI Jakarta. Terdapat empat alternatif yang dibandingkan, yaitu sistem sentral tanpa Variable Speed Drive (VFD), sistem sentral dengan Variable Speed Drive (VFD), Variable Refrigerant Flow (VRF), dan split duct. Proses perancangan sistem pengondisian udara meliputi estimasi beban pendingin, memilih peralatan yang sesuai dengan estimasi beban pendingin, dan menganalisis setiap alternatif berdasarkan konsumsi energi dan biaya yang dibutuhkan. Berdasarkan analisis konsumsi energi dan biaya, alternatif 2 yang menggunakan sistem sentral (2 unit chiller 500 TR dengan Variable Speed Drive (VFD) dan debit air berubah) merupakan sistem yang paling efisien dengan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) sebesar 85,77 kWh/m2/tahun dan efisiensi sebesar 0,88 kW/TR pada beban puncak, serta biaya sebesar Rp93.086.406.260,00 untuk waktu operasi selama 20 tahun.