Sejak tahun 2004 pemerintah mengeluarkan kebijakan Harga Pokok Petani (HPP) untuk melindungi petani agar tidak mengalami kerugian. Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan minat tanam tebu para petani sehingga akan berdampak pada tingginya produksi dan produktivitas gula nasional. Namun demikian dalam perjalanannya, kebijakan ini juga menyebabkan tingginya harga gula eceran yang didorong oleh tingginya harga gula pada tingkat produsen. Harga gula tingkat produsen ditentukan oleh mekanisme lelang gula. Adanya perjanjian pemberian dana talangan dengan investor swasta diduga menjadi salah satu penyebab tingginya harga gula pada tingkat hulu (harga produsen). Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh adanya insentif tambahan yang diterima peserta lelang terhadap harga lelang yang terbentuk. Selain itu, sebagai usulan terhadap perbaikan mekanisme pelelangan gula, akan dianalisis bagaimana harga lelang yang terbentuk apabila imbal hasil dana talangan yang diberikan investor diberikan dengan menggunakan tingkat bunga. Pembentukan harga lelang diperoleh dengan melakukan simulasi Monte Carlo. Bilangan acak yang dalam simulasi ini dihasilkan dengan metode Linear Congruential Generator (LCG). Simulasi pembentukan harga dilakukan pada dua model, yaitu model dengan insentif dana talangan dan model dengan sistem bunga. Skenario jumlah peserta, HPP pemerintah, harga pokok produsen, tingkat bunga yang dibebankan kepada petani, serta margin keuntungan petani dan pedagang akan mempengaruhi hasil simulasi yang dilakukan. Hasil simulasi pelelangan menunjukan bahwa model lelang dengan pemberian insentif akan memberikan harga lelang yang lebih tinggi dari model lelang tanpa insentif. Pada model kedua, hasil simulasi memberikan harga lelang yang lebih rendah dari harga lelang saat ini. Pada kondisi dan skenario tertentu, hasil ini juga tetap memberikan tingkat harga yang memberikan keuntungan bagi produsen dan pedagang yang akan menjual kembali. Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dilakukan beberapa alternatif tindak lanjut dalam rangka menurunkan harga ditingkat produsen gula seperti pengalihan sumber dana talangan kepada pihak independen atau pemerintah.