East Ertsberg Skarn System (EESS) merupakan daerah penambangan PT.Freeport Indonesia (PTFI). Salah satu tambang yang ada di daerah EESS adalah Deep Ore Zone (DOZ) dengan metode tambang bawah tanah block-caving yang dapat menghasilkan wet muck yang berpotensi bahaya bagi penambangan. Airtanah dalam jumlah besar yang bercampur dengan fine material dapat menyebabkan wet muck dapat meyebabkan mud rush. Wet muck merupakan komponen penting yang harus diperhatikan untuk mengetahui water balance yang terjadi pada penambangan.
Aliran airtanah dikontrol oleh struktur geologi, dimana daerah EESS didominasi oleh kekar (rekahan), sehingga dapat menyimpan dan meneruskan air serta dapat menjadi penghubung antar akifer. Aliran airtanah yang terjadi pada media rekahan berbeda dari media antar butir. Penyebaran aliran airtanah ditentukan oleh konduktivitas hidrolik (K) dari masing-masing litologi di daerah EESS. Nilai K ini dihitung menggunakan metode HC-system yang akan disimulasikan secara numerik Aliran airtanah akan disimulasikan menggunakan finite element method (FEM) dan selanjutnya dimodelkan dengan menggunakan software FEFlow.
Aliran airtanah hasil simulasi menunjukkan arah aliran yang mengarah ke cave dan West Fault Zone (WFZ) serta East Fault Zone (EFZ) dengan inflow pada area model sebesar 15.640 gpm (987 liter/detik) dan jumlah airtanah yang dihasilkan oleh sistem sebesar 13.400 gpm (846 liter/detik) dengan kandungan air dalam fine material adalah 3148 gpm (199 liter/detik).