Industri telekomunikasi adalah industri yang paling tinggi tingkat persaingannya di Indonesia. Namun, industri ini juga merupakan industri yang paling cepat pertumbuhannya di Indonesia. Oleh sebab itu, banyak investor lokal dan asing yang menanamkan modalnya pada industri ini.
PT. XL Axiata Tbk (XL) sebagai salah satu operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, pada tanggal 5 April 2010 menjual 19,8% saham Indocel Holding Sdn.Bhd. Total kepemilikan publik terhadap saham PT. XL Axiata Tbk yang sebelumnya hanya 0,2% menjadi 20%. Harga jual per lembar saham pada tanggal 5 April 2010 tersebut Rp 3300.
Tugas akhir ini bertujuan mencari nilai intrinsik saham XL untuk kemudian dibandingkan dengan nilai jual saham XL pada tanggal 5 April 2010 tersebut. Metode valuasi yang digunakan adalah Discounted Cash Flow (DCF) dengan model Free Cash Flow to Firm (FCFF) dan metode Relative Valuation dengan menggunakan variabel earnings multiples yaitu Price Earning Ratio (PER). Dari dua metode valuasi tersebut dapat diketahui apakah nilai saham tersebut undervalued atau overvalued.
Nilai intrinsik saham XL dengan model FCFF sebesar Rp 5905,95/lembar dan nilai intrinsik saham XL dengan metode Relative Valuation sebesar Rp 4781,38/lembar.
Berdasarkan hasil perhitungan valuasi dengan kedua metode tersebut diketahui bahwa harga saham yang dijual pada tanggal 5 April 2010 tersebut undervalued.
Analisis informasi perusahaan dan informasi pasar merupakan salah satu faktor utama dan terpenting dalam keberhasilan valuasi suatu saham.