Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang sedang berkembang. Laju pertumbuhan kota Bandung yang begitu pesat menyebabkan bertambahnya aktifitas-aktifitas perekonomian sehingga arus pergerakan manusia pun terus meningkat. Bandung yang semula adalah kota pendidikan berubah menjadi kota pariwisata ini semakin banyak menarik minat para pendatang menuju kota Bandung. Daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi adalah kawasan Bandung Utara menuju Lembang sehingga jalur pada koridor ini menjadi padat dengan kendaraan dan tidak jarang menimbulkan kemacetan. Untuk itu dibutuhkan suatu
moda baru yang memiliki jalur tersendiri sehingga tidak terganggu dengan kemacetan yang terjadi, maka dipilih moda cable car. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan finansial untuk pembangunan sistem transportasi cable car ini. Skenario yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menawarkan tiga macam jenis tarif yaitu tarif murah sebesar 5 ribu Rupiah, tarif sedang 8 ribu Rupiah, dan tarif mahal 10 ribu Rupiah. Dari ketiga skenario tarif ini dihitung besarnya biaya (cost) dan manfaat/pendapatan (benefit/revenue). Dari analisis ketiga skenario tarif didapatkan nilai FIRR berada di atas nilai MARR sebesar 6,75 % yaitu sebesar 6,83 % untuk tarif murah, 13,46 % untuk tarif sedang, dan 17,04 % untuk tarif mahal. Secara finansial cable car layak untuk dibangun hanya dengan pendanaan dari investor.