digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proses peleburan timah di PT. Timah terdiri dari dua tahap, yaitu peleburan konsentrat (peleburan tahap I) dan peleburan terak (peleburan tahap I). Pada peleburan konsentrat dihasilkan logam timah dengan kemurnian tinggi. Terak tahap I kemudian akan dilebur dengan penambahan antrasit dan batu kapur untuk meghasilkan paduan timah – besi dan terak (1 – 1.5% Sn). Diharapkan kadar Sn di hardhead tinggi dan kadar SnO di terak rendah. Oleh karenanya penelitian dilakukan untuk meningkatkan kadar Sn di hardhead sehingga kadar SnO di terak rendah. Penelitian ini dilakukan pada variasi penambahan fluks (batu kapur) dan reduktor (antrasit). Variasi penambahan batu kapur yang dilakukan yaitu 60kg, 70kg, 80kg, dan 85kg per ton terak. Sementara itu variasi antrasit yang dilakukan yaitu 150kg, 160kg, dan 170kg per ton terak. Proses peleburan dilakukan pada suhu 1450oC dengan menggunkan reverberatory furnace. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari komposisi terak tahap II dengan viskositas terak, mempelajari pengaruh basisitas terak terhadap nisbah γ(SnO)/γ(FeO), mempelajari pengaruh penambahan antrasit dan batu kapur terhadap koefisien aktivitas besi, dan menentukan koefisien distribusi Sn – Fe (k) pada variasi penambahan antrasit dan batu kapur. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan batu kapur dapat menurunkan viskositas. Penambahan batu kapur juga meningkatkan kebasaan terak (%CaO/%SiO2). Semakin tinggi kebasaan, maka nisbah γ(SnO)/γ(FeO) juga meningkat. Hal ini ditandai dengan kadar SnO yang semakin rendah seiring dengan meningkatnya nisbah γ(SnO)/γ(FeO). Pada variasi penambahan batu kapur, kadar SnO terendah diperoleh pada pemakaian batu kapur 85kg per ton terak. Pada variasi penambahan antrasit, kadar SnO terendah diperoleh pada pemakaian antrasit 170kg per ton terak. Selain itu penambahan antrasit dan batu kapur juga dapat meningkatkan koefisien aktivitas FeO sehingga kadar FeO dalam terak juga menurun.