digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagian besar klaster industri di Indonesia bersifat tidak aktif yang dicirikan dengan rendahnya ikatan antar perusahaan atau dengan institusi terkait didalamnya. Padahal, institusi dapat menjadi faktor pendorong utama kemajuan klaster industri melalui kemampuan koordinasinya. Perubahan kebutuhan klaster industri menuntut institusi untuk selalu mengembangkan jenis layanannya, terutama layanan yang bersifat koordinatif. Untuk memandu penyelenggaraan layanan tersebut, dibutuhkan suatu model manajemen performa, dan untuk mengevaluasi praktek pelayanan tersebut atau potensi institusi dalam menyelenggarakan suatu jenis layanan baru, diperlukan instrumen asesmen. Penelitian ini mengembangkan instrumen asesmen dari model manajemen performa & perubahan Carpinetti & Lima untuk penyelenggaraan layanan kolaborasi antar perusahaan dalam rantai pasok (layanan joint action Cluster Supply Chain (CSC)).Pengembangan instrumen diawali dengan pengembangan penggunaan model Carpinetti & Lima. Kerangka kerja CSC dianalisis dan dijalankan sesuai dengan model Carpinetti & Lima, sehingga menghasilkan variabel model Carpinetti & Lima yang didefinisikan ulang menurut konsep CSC sebagai dasar penyusunan pertanyaan atau pernyataan instrumen asesmen. Penilaian dengan instrumen asesmen menggunakan skor bilangan bulat (0-10).Hasil asesmen dianalisis berdasarkan skor yang diperoleh, nilai rata-rata, dan nilai interval. Setelah hasil asesmen diketahui (level kematangan institusi dalam menyelenggarakan layanan), maka pertanyaan berikutnya terkait dengan urgensi penyelenggaraan layanan joint action CSC. Asesmen urgensi dilakukan terhadap sekelompok perusahaan di lingkungan industri kecil dan technopark dengan kuesioner yang disusun berdasarkan indikator layanan joint action horizontal CSC dalam bidang supply, R&D, dan manufacture. Selanjutnya, dilakukan pengelompokan perusahaan berdasarkan respon terhadap indikator tersebut (dengan analisis klaster), interpretasi indikator tiap kelompok perusahaan (uji beda rata-rata), dan analisis asal perusahaan di tiap kelompok perusahaan (analisis tabulasi silang). Hasil pengembangan instrumen asesmen model Carpinetti & Lima berdasarkan konsep CSC menunjukkan adanya penambahan persyaratan (requirement) pengelolaan klaster industri yang perlu dipenuhi institusi. Hasil penilaian dengan instrumen asesmen menunjukkan bahwa institusi pengelola technopark mempunyai tingkat kematangan institusi pengelola yang lebih baik daripada lingkungan industri kecil. Hal ini mendukung layanan joint action CSC di technopark yang memang lebih urgen diselenggarakan daripada lingkungan industri kecil. Dalam penelitian selanjutnya, instrumen asesmen model manajemen performa dan perubahan Carpinetti & Lima dapat dikembangkan dengan konsep joint action lain di luar CSC seperti konsep supply chain atau extended enterprise. Selain itu, indikator layanan joint action CSC untuk dasar asesmen urgensi penyelenggaraan layanan joint action juga dapat dikembangkan dalam bidang logistics, marketing, sales dan kegiatan dalam rantai pasok lainnya.