Kebutuhan terhadap minyak bumi dan gas alam semakin meningkat dan mempengaruhi sistem transportasi hidrokarbon. Kapal tanker sebagai salah satu sarana dalam mentransportasikan hidrokarbon tidak selalu dapat berlabuh di pelabuhan yang ada karena kondisi tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan suatu fasilitas yang disebut single
buoy mooring yang dapat menambatkan tanker di tengah laut. Diperlukan analisis kekuatan pada komponen di single buoy mooring untuk mengetahui kemampuan fasilitas tersebut dalam menahan beban yang dihasilkan dari tanker Dalam tugas akhir ini dilakukan analisis gaya yang ditimbulkan oleh angin, arus, dan gelombang berdasarkan metode dari code DNV RP C205 “Environmental Condition and Environmental Load” kemudian dikembangkan program bantu dengan menggunakan
Microsoft Excel 2007 untuk mempermudah perhitungan gaya-gaya yang terjadi. Analisis tegangan pada mooring lug dilakukan dengan memodelkan mooring platform menggunakan perangkat lunak. Hasil dari analisis dibandingkan dengan batas tegangan yang diijinkan dan kekuatan luluh material untuk mengestimasi kekuatan komponen mooring lug dalam menahan beban. Studi kasus yang ditinjau adalah single buoy
mooring di Ardjuna Marine Terminal yang menambatkan FSO Arco Ardjuna. Hasil yang didapat adalah mooring lug akan aman minimum pada kondisi draft FSO6 meter, kecepatan angin 27,13 m/s; ketinggian gelombang 3,15 meter; dan kecepatan arus 0,91 m/s dengan safety factor 1,3 terhadap allowable stress dan 1,62 terhadap yield strength. Untuk draft FSO24 meter, mooring lug akan aman pada kondisi kecepatan angin 39,35 m/s; ketinggian gelombang 4,5 meter; dan kecepatan arus 0,92 m/s dengan safety factor 1,11 terhadap allowable stress dan 1,39 terhadap yield strength. Semakin besar kondisi lingkungan yang muncul serta semakin kecil draft FSO, maka tegangan yang timbul pada mooring lug akan semakin besar.