Lapangan Kirei WB ditemukan pada tahun 1985 yang mulai berproduksi pada tahun 1988. Peak production sebesar 25.339 Bopd dengan akumulasi produksi sampai dengan Maret 2013 sebesar 43 MMbbl. Dengan perkiraan sisa cadangan sekitar 10MMbbl, lapangan ini diyakini masih potensial untuk dikembangkan. Akan tetapi beberapa infill drilling mengalami kegagalan. Hal ini disinyalir selain akibat pengurasan di sumur-sumur sekitar juga akibat terjadinya kompartementalisasi di beberapa unit reservoir. Studi ini menggunakan data primer berupa data core (3 sumur), well logs ( 37 sumur) dan data seismik 3D. Data penunjang (sekunder) berupa data properti hasil dari analisa petrofisika, biostratigrafi serta data-data reservoir berupa informasi original OWC (oil water contact) dan data pressure(MDT). Untuk mendapatkan gambaran geometri dan karakter dari reservoir dilakukan proses analisa litofasies serta interpretasi asosiasi fasies berdasarkan data well log dan core, selanjutnya dengan menggunakan konsep stratigrafi sikuen dilakukan korelasi antar sumur. Penentuan zona reservoir dilakukan dengan menggunakan data hasil korelasi dan nilai properti dari data petrofisika. Peta fasies pengendapan didapatkan dari data nilai net sand value hasil dari ekstraksi korelasi digabungkan dengan data atribut seismik dengan didasari hasil interpretasi asosiasi fasies. Analisis kompartementalisasi stratigrafi dilakukan dengan menganalisis geometri reservoir, gambaran OWC dari peta struktur kedalaman serta analisis karakter elektrofasies dari sumur. Analisis kompartementalisasi struktur dilakukan dengan menganalisis data seismik, data pressure dan posisi kedalaman kontak. Berdasarkan data seismik, data pressure (MDT) dan posisi kontak (OWC), lapangan Kirei WB tidak terkompartementalisasi secara struktur. Secara stratigrafi jika berdasarkan geometri reservoir dari peta struktur kedalaman, isopach net sand dengan mengikuti tren atribut seismik serta gambaran karakter elektrofasies pada hasil korelasi antar sumur, tidak terlihat terjadinya kompartementalisasi. Analisis konsep hidrodinamis tidak bisa dilakukan di lapangan ini mengingat posisi kontak air-minyak relatif sejajar. Perbedaan distribusi hidrokarbon dimungkinkan akibat adanya suatu permeability barrier yang diyakini sebagai akibat dari perbedaan tubuh batupasir pada reservoir yang terlihat dari fasies pengendapan pada isopach net sand-nya tanpa mengikuti tren atribut seismik.