Koordinasi memegang peranan penting dalam memadukan bagian-bagian yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks manajemen organisasi perusahaan saat ini, perusahaan harus
bertahan menghadapi peningkatan persaingan dan ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Sayangnya, literatur teori koordinasi masih sangat jarang. Teori Orgamsasi sendin sebagai induk dari Teon
Koordinasi dianggap belum memenuhi persyaratan untuk dinamakan "Teori". Oleh karena itu, Penulis mengambil bentuk penelitian studi kasus. Studi Kasus dimaksudkan untuk melakukan eksplorasi secara mendalam pada suatu perusahaan tertentu bagaimana koordinasi dilakukan. Perusahaan memiliki tujuan, pelaku (karyawan/anggota
perusahaan), dan melakukan kegiatan-kegiatan. Penulis mengambil studi kasus pada PT X. PT X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
dalam bisnis fashion yang berlokasi di Jakarta. Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian yang Penulis lakukan adalah: (1)bagaimana para pelaku melakukan koordinasi proses?, (2) bagaimana
model mental atau kognitif para pelaku terhadap koordinasi proses tersebut?, (3) mengapa tidak terjadi pencapaian tujuan perusahaan?, dan
(4) apa yang dapat dijadikan rekomendasi atau arah perbaikan agar bagian-bagian sistem mau mencapai tujuan bersama atau tujuan
perusahaan? Hasil studi menunjukkan perusahaan memilah-milah tujuan yang ingin dicapai menjadi kegiatan-kegiatan dan sub-sub kegiatan.
Pemilahan ini tampak jelas pada Struktur Organisasi PT X yang bersifat fungsional. Setiap divisi memiliki tugas fungsional tertentu. Untuk
melakukan koordinasi antarbagian, perusahaan melakukan mekansme koordinasi (yang terutama): lima rapat koordinasi per season. Dalam
pelaksanaan kegiatan operasional, tujuan perusahaan tidak tercapai karena terjadi konflik konflik, yaitu: (1) konflik yang berhubungan
dengan supplier, (2) konflik aldbat mekanisme Rapat Koordinasi, (3)konflik akibat ketidakpastian pelanggan. Penulis mengajukan
rekomendasi agar PT X melakukan koordinasi dengan: (1) folcus pada divisi Kreatif, atau (2) mekanisme koordinasi situasional (organisasi
fleksibel) sesuai dengan strategi yang dipilih PT X.