Distribusi minyak dan gas mayoritas masih menggunakan pipeline, terutama underground pipeline. Underground pipeline memiliki tantangan terbesar dalam operasinya, yaitu adanya masalah korosi, yang dapat mempengaruhi integritas pipeline. Korosi pada pipeline harus dikendalikan, metode perlindungan korosi pada pipeline yang sering digunakan adalah anoda korban (sacrificial anode) dan arus tanding (impressed current), inhibitor, dan protective coating. Dalam tugas akhir ini, dilakukan perancangan proteksi katodik terhadap korosi pada pipa penyalur gas onshore dan offshore menggunakan metode anoda korban (sacrificial anode) yang berdasarkan pada recommended practice DNV RP B401 dan DNV RP F103, serta metode arus tanding (impressed current) yang berdasarkan pada recommended practice NACE RP0572-1996 dan NACE RP0169-2001. Pipa penyalur gas yang dijadikan studi kasus dalam tugas akhir ini adalah pipa penyalur gas dari Pulau Simenggaris menuju Pulau Bunyu di Kalimantan Timur sepanjang 63000 m, onshore dan offshore.Hasil perancangan dalam tugas akhir ini, dengan umur desain 25 tahun, menunjukkan kebutuhan jumlah anode MMO titanium untuk metode arus tanding sistem pipa onshore dari Pulau Simenggaris – Selat Tapa sebanyak 24 buah, tegangan rectifier 111,28 Volt, untuk Selat Mintut sampai Pulau Bunyu jumlah anode sebanyak 23 buah, tegangan rectifier sebesar 91,04 Volt. Untuk metode anoda korban (sacrificial anode) sistem pipa offshore dengan tipe anoda aluminium bracelet membutuhkan jumlah anoda sebanyak 179 buah, berat total sebesar 3130,91 kg. Dalam perancangan proteksi katodik ada beberapa parameter yang harus diperhatikan secara detail, antara lain current density, coating breakdown factor, anode resistance,dll. Tugas sarjana ini juga mengembangkan sebuah calculation sheet yang berguna untuk perhitungan agar lebih mudah.