Sektor publik – lebih spesifik lagi: sektor pelayanan publik atau pelayanan kolektif - adalah salah satu sumber kekayaan bagi beragam inovasi dalam membuka peluang bisnis. Pemeliharaan kota (city maintenance) adalah salah satu sektor pelayanan publik yang belum banyak disentuh oleh para pelaku bisnis. Tantangan terbesar untuk memasuki sektor pelayanan publik adalah terbatasnya sumber-sumber pembiayaan publik, sehingga akan berpengaruh langsung pada sumber pendapatan organisasi yang menjalankan bisnis ini.
Mengaplikasikan proses kewirausahaan dengan mendirikan oranisasi nirlaba bernama Bandung City Maintenace adalah sebuah upaya untuk menjawab tantangan tersebut. Langkah ini ditempuh guna memudahkan akses terhadap sumber-sumber pendanaan dari luar (antara lain lembaga donor) disamping sebagai upaya melakukan hubungan erat dan membangun jejaring dengan organisasi sejenis dan organisasi profit bersamaan dengan membangun partisipasi warga.
Model bisnis Bandung City Maintenance adalah memberikan layanan publik terspesialisasi di bidang pemeliharaan kota. Produk ini perlu diciptakan terlebih dahulu mengingat hampir semua pemeliharaan kota di Indonesia belum sepenuhnya berbentuk sebuah sistem yang terintegrasi dalam satu unit manajemen. Maka rencana aksi stratejik pengembangan organisasi dan menumbuhkan usaha selama fase awal akan lebih bertumpu pada strategi kolaboratif melalui aliansi stratejik dan kemitraan dengan semua fihak yang berkepentingan dalam memformulasikan pemeliharaan kota sebagai sebuah sistem terintegrasi berskala kota, yang nantinya dapat dikelola sebagai sebuah bisnis.
Untuk dapat berjalan sesuai dengan alasan keberadaannya dan bertumbuh, pada fase pertumbuhan awal Bandung City Maintenance akan merumuskan pemeliharaan kota sebagai sebuah sistem yang berskala kota dan berfokus pada sebuah sektor, yaitu jalan kota, termasuk aspek yang berkaitan dengannya dan dibatasi pada: saluran drainase dan tanaman sepanjang jalan kota (hutan kota). Untuk kegiatan ini Bandung City Maintenance akan berupaya mendapatkan sponsor dan akan bekerja secara kolaboratif dengan satu Pemerintah Kota (Bandung atau Pemerintah Kota lain di Indonesia).
Fase pertumbuhan awal ini juga adalah fase transisi untuk melakukan transformasi organisasi, dari organisasi nirlaba menjadi organisasi profit. Tesis ini mengelaborasi alasan utama dipilihnya organisasi nirlaba untuk menginisiasi bisnis pemeliharaan kota, termasuk model bisnis dan rencana aksi stratejik untuk masa depan organisasi. Formulasi sistem pemeliharaan kota yang dapat dikelola dalam skala kota dengan biaya terendah akan menjadi produk organisasi untuk dijual selama fase pertumbuhan awal.