Cekungan Sumatera Tengah merupakan salah satu cekungan dengan jumlah cadangan GMB terbesar di Indonesia, namun penelitian terhadap GMB di Cekungan Sumatera Tengah ini masih sangat minim, baik dalam peneliltian sebagai langkah eksplorasi maupun eksploitasi. Seperti banyak penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya mengenai perbedaan antara gas metana dan gas konvensional dalam fungsinya sebagai batuan induk dan reservoir. Perbedaan ini banyak disebabkan oleh karakteristik batubara dan asal batubara tersebut (Laubach, 1998), sehingga studi mengenai gas metana terhadap karakteristik dan asal batubara tertentu bisa memberikan gambaran baru terhadap kegiatan ekploitasi nantinya. Dengan menggunakan data attribut cleat, data analisa proksimat dan data sekunder memperlihatkan bahwa pada blok Rengat, tepatnya pada formasi Lakat dan Muaraenim memperlihatkan satu arah orientasi dominan yaitu utara selatan. Pengaruh dari adanya struktur lokal juga cenderung minim. Permeabilitas berdasarkan data singkapan menunjukkan nilai 2.4–8.7 darcy, sedangkan berdasarkan analisis microcleat permukaan menunjukkan nilai 5 – 40 md dan microcleat dibawah permukaan (kedalaman 263m) menunjukkan nilai 0.1–2 md. Nilai maksimum dan minimum dari pengolahan atribut memperlihatkan rata-rata densitas adalah 12.92– 0.035 cm/cm2, rata-rata jarak 2.86-0.9 cm, rata-rata bukaan 17.22–10.33 cm, rata-rata tinggi 17.22–10.33 cm dan intensitas 414–99 buah. Hubungan antara kualitas batubara juga memperlihatkan adanya pola kenaikan yang sama antara debu dan total moisture, hal ini mengidentifikasikan bahwa ada hal lain yang berperan dalam proses pembentukan cleat, yang perlu dipelajari lebih lanjut.